SAKSI SEBUAH KOTA
Seorang lelaki tua peminta-minta
Serupa orang hutan di jelmaan kota
Suaranya rutin di satu sisi jembatan Belanda
Mungkinkah dia saksi dari sejarah sungai yang dialirkan ke sawah-sawah
Stasiun dan konservasi kota kolonial
Sesudah alun-alun Fatahilah
Tanah resapan sebelum halaman penuh manusia
Burung-burung blekok di pohon-pohon pendestrian
Dan kepercayaan pada ramalan nasib ketika berak mereka mengenai kepala
O suara rutin orang hutan mengusir nasib
Inikah hidup
Atau itukah rekayasa genetika, chips, teknologi
Burung-burung putih terusir bersama manusia yang tersisih
Dan jiwa-jiwa terpinggirkan
Ada yang terlupa dari pembangunan yang hanya berbasis inderawi
Semua mengeras
Segala dikeraskan
Beton, aspal jalanan, dan rumput plastik
Seorang wanita pesolek adalah wajah hari ini
Itu ruh yang tak mati-mati
Berkeliaran bagai burung-burung hitam
Dan nyanyian orang hutan yang dilupakan
Seorang lelaki tua peminta-minta
Serupa orang hunian tanah abadi
Ketika hutan kota dan rumah manusia menjadi sekadar taman hiasan
Menjadi pikiran pemimpin hilang jiwa: menomor satukan egonya dan menomor duakan harkat rakyatnya
Tegal 20 Desember 2021