Scroll untuk baca artikel
Terkini

Jarnas Sanak ABW Bengkulu Terus Berinovasi, Dari Olah Pupuk Organik Hingga Kembangkan Industri

Redaksi
×

Jarnas Sanak ABW Bengkulu Terus Berinovasi, Dari Olah Pupuk Organik Hingga Kembangkan Industri

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Dalam upaya membantu pemerintah menekan kasus stunting, Jaringan Nasional (Jarnas) Sanak ABW Bengkulu terus berinovasi melalui program unggulannya, Desa Bergerak.

Ketua Jarnas Sanak ABW Bengkulu, Epita Darnela mengatakan, saat ini, mereka sedang mempersiapkan pelatihan pembuatan pupuk organik dari limbah sawit dengan melibatkan masyarakat desa.

“Yang sudah deal untuk pembuatan pupuk organik itu di Kecamatan Kedurang, Bengkulu Selatan,” katanya, Jumat (3/2/2023).

Di Kedurang ini juga ada satu program yang akan kita buat, berkebun tanpa lahan, katanya. Masyarakat desa mengutarakan keinginannya untuk berkebun, ketika ditanya, “lahannya mana?” Masyarakat kemudian, menjawab, “tanpa lahan”.

“Rencananya, di pinggir jalan akan kami tanami sawit. Jadi, kalau dihitung pakai Matematika, hampir dua hektar, sekalian sebagai paru-paru desa,” lanjutnya.

Industri sawit di sana cukup luas, sehingga, menurut Epita, ini akan menguntungkan bagi masyarakat.

“Ini juga akan terkait dengan program pupuk organik terkait kesediaan bahan baku. Salah satu pabrik CPO juga sudah siap limbahnya untuk kita olah,” tambahnya.

Akan Kembangkan Industri Lele

Tahun ini direncanakan, Jarnas ABW Sanak Bengkulu akan membantu masyarakat membuat industi. Mereka melihat langsung hasilnya sangat bagus.

“Saya mengarahkan dengan minapadi, tanaman hidroponik di atas bioflok ikan lele. Panennya empat bulan sekali,” jelas Epita.

Benih awal ikan lele yang digunakan ialah 10 cm, kini ukurannya sudah besar-besar.

“Hasilnya luar biasa bisa dibilang tingkat kematiannya itu di bawah satu persen. Desa lain yang tidak kita dampingi malah gagal,” lanjutnya.

Pengembangan budidaya ikan lele itu dilakukan di desa Padang Lebar, Seginim.

“Mereka kita arahkan memakai teknologi untuk perkembangbiakkan ikan tenggiri, kayak prebiotik dan pakannya dikasih yang bagus,” tuturnya.

Disarankan, masyarakat tidak menjualnya, melainkan untuk konsumsi dalam rangka mencegah stunting.

“Dari awalnya program pendampingan untuk menjelaskan tentang arti stunting dan ketahanan pangan. Kini, Desa Bergerak akan membuat semacam industri tahun ini,” jelasnya.

Kembangkan Industrialisasi

Tercetusnya pembuatan industri tersebut dimulai dari ide masyarakat Bumi Agung, yang menantang Jarnas Sanak ABW Bengkulu.

Inilah peran serta teman-teman jaringan Jarnas kalau bisa membantu memasarkan ke Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan, saya pikir ini akan luar biasa, ungkapnya.

Diakui oleh Epita, masyarakat desa sebenarnya sudah memiliki pengetahuan, namun melalui pendampingan diharapkan akan menjadi lebih bagus hasilnya.

“Kita mengarahkannya hanya di awal, sambil dilihat akhirnya seperti apa. Kalau yang mau dengar informasi dari kami, Alhamdulillah hasilnya bagus,”

Untuk pengembangan industrialisasi, Kecamatan Kedurang dan Kecamatan Seginim yang akan menjadi lokasi uji coba.

“Kalau Kedurang tinggal MoU saja. Jadi di situ kerja sama pembuatan pengolahan limbah sawit sampai menjadi pupuk akan kita komersilkan, kita kerja sama dengan akademisi salah satu universitas di bengkulu,” terangnya.

Kerja Sama sebagai Supplier Toko Tani

Selain itu, mereka juga minta kerja sama Jarnas Sanak ABW Bengkulu sebagai supplier toko tani yang akan dibuka. Sembari, pendampingan takaran dosisnya, yang tidak akan merusak ekosistem.

“Kita sentralkan satu kecamatan satu toko tani. Saya uji coba di Kecamatan Kedurang yang paling banyak terima inovasi dari tahun lalu, dan juga Seginim,” ucapnya.

Epita mengungkapkan, program Desa Bergerak sebenarnya merupakan dukungan dari Jarnas ABW.

“Yang memberikan ide sebenarnya mas Rimba. Beliau menginfokan ke tim yang akan turun dan merekomendasikan Bengkulu untuk program ini,” jelasnya.