Doa itu akan melahirkan kerendahan dan kehinaan diri
BARISAN.CO – Arti doa dalam bahasa arab berasal dari kata da’a – yad’u – da’watan yang artinya menyeru, memanggil, meminta, dan memohon. Jadi secara istilah doa adalah ucapan atau ungkapan permohonan seorang hamba kepada Allah Swt dan terlebih khusus memohon permintaah atas apa yang diinginkan.
Tentu hal ini menjukan bahwa seseorang lemah dan harus memohon kepada Allah Swt. Terlebih lagi sebagai seorang hamba tentu dalam posisi ini menandakan bahwa manusia adalah sosok yang rendah.
Bahkan Al-Thiby mengartikan doa bahwasanya doa itu akan melahirkan kerendahan dan kehinaan diri serta memohon keiginanan dan ketundukan kepada Allah Swt. Terlebih lagi doa dikatakan sebagai permohonan atau meminta kepada Allah Swt.
Sungguh manusia hanya bisa meminta, tanpa berdoapun terkadang manusia bisa hidup dan beraktifitas seperti biasa. Meski terkadang namanya manusia hidup menjalaninya dengan rasa senang maupun susah.
Berbeda bagi orang-orang yang beriman, tentu doa merupakan sebagai salah satu bentuk penghambaan dan merupakan kewajiban sebagai sosok hamba.
Doa adalah ibadah yang penuh dengan keutamaan, juga doa merupakan inti dari ibadah dan bermanfaat untuk melembutkan qadha serta dapat menolak malapetaka.
Melalui doa inilah seorang hamba berharap mendapatkan rasa cinta dan rida Allah Swt. Sedangkan untuk dalil perintah berdoa, sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah Al-Ghafir ayat 60 :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Ghafir: 60).
Lantas mengapa manusia harus berdoa, selain telah telah dijelaskan di atas. Hal ini menunjukan bahwasanya dan hakikatnya semua manusia membutuhkan namanya doa. Perlu diketahui bahwa pada diri manusia itu tersendiri ada beberapa hal yang menyebabkan dirinya harus berdoa kepada Allah.
Manusia hanyalah seorang hamba, berikut ini alasan mengapa manusia harus berdoa:
1. Panggilan jiwa
Seorang yang tergarak hatinya atas apa yang pernah ia lakukan, baik itu dosa maupun kesalahan biasanya jiwanya memanggil untuk mengakui atas apa yang pernah dilakukan.
Panggilan jiwa ini pernah dicontohkan dilakukan Nabi Adam dan istrinya Nabi Adam ketika keduanya melanggar larangan Allah Swt untuk tidak memakan buah khuldi. Allah Swt berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 22-23:
{فَدَلاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ (22) قَالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (23) }
Artinya: “Maka setan membujuk keduanya (untuk merasakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu, ‘Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua’?” Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri; dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf: 22-23).