Dukungan penuh dari para kyai Jawa Barat kepada Ahmad Syaikhu bukan sekadar kepercayaan, melainkan hasil dari proses tabayun dan penilaian mendalam terhadap visi, karakter, dan kepemimpinannya yang dinilai mencerminkan nilai-nilai kepemimpinan Islam
Oleh: Imam Trikarsohadi
(Dewan Pakar Pusat Kajian Manajemen Strategik)
SETELAH melakukan perjalanan kepemimpinan di seluruh Wilayah Jawa Barat, yang diantaranya guna mensosialisasikan visi misi Jawa Barat 5 tahun kedepan, dan juga menampung pelbagai aspirasi warga dengan pesan yang beraneka rupa.
Maka, menjelang masa tenang dan hari H pencoblosan, Calon Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu diundang silaturahmi oleh para Kyai, ulama dan syaikhuna dari berbagai penjuru hingga para Kyai yang tinggal di pelosok nan terpencil.
Dari sebagian besar ungkapan para tokoh agama kepada Ahmad Syaikhu, intinya mereka mengkonfirmasi kesungguhanya dalam mengelola aspirasi masyarakat saat kepemimpinannya kedepan.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa para Kyai ternyata diam-diam tapi tidak diam. Mereka aktif memantau dan juga menampung aspirasi warga Jawa Barat dari berbagai lintas asal muasal suku, daerah, keyakinan, profesi dan sebagainya.
Pusaran semacam proses konfirmasi dan tabayun ini berlangsung berminggu-minggu sampai pada akhirnya para Kyai sesuai wilayah dan Perserikatan ya menentukan sikap untuk mendukung penuh dan sekaligus mengambil peran aktif memenangkan Ahmad Syaikhu yang berpasangan dengan Ilham Akbar Habibie untuk memimpin Jawa Barat periode lima tahun kedepan.
Menurut para Kyai Jawa Barat, Ahmad Syaikhu amat layak memimpin Jawa Barat karena setelah dilakukan kajian mendalam, ia memiliki sifat Siddiq (benar), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathonah (cerdas). Sifat itu berkaca pada empat sifat baik yang dimiliki Rasulullah dalam memimpin umatnya.
Para Kyai juga berkesimpulan bahwa pasangan Ahmad Syaikhu – Ilham Akbar Habibie memiliki visi yang jelas.
Karena dengan visi itulah yang nantinya mampu memberi petunjuk dengan benar. Dalam. Konteks ini, para Kyai merujuk pada surat As Sajadah ayat 24 yang artinya:
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami.”
Apa yang diungkapkan para Kyai tentang Ahmad Syaikhu, mengingatkan saya pada pernyataan John C. Maxwell bahwa kepemimpinan merupakan suatu tindakan, bukan sebuah jabatan.
(A leader is one who knows the way, shows the way, and goes the way). Pemimpin yang baik adalah mereka yang memiliki jiwa kepemimpinan.
Jiwa kepemimpinan adalah sifat manusia yang mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin yang etis memiliki pengaruh positif bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Kepemimpinan semacam inilah yang akan diterapkan Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie yakni; kolaborasi dalam membangun Jawa Barat kedepan, atau oleh masyarakat Jawa Barat di kenal dengan prinsip silih asah, silih asih, silih asuh.
Para Kyai Jawa Barat juga berkesimpulan bahwa Ahmad Syaikhu adalah calon pemimpin dalam Islam yang kuat amanah ahli dan adil.
Terkait hal ini, para Kyai merujuk pada QS. An-Nisa ayat 58 yang menjelaskan bahwa Allah memerintahkan manusia untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, menetapkan hukum di antara manusia dengan adil.
Selanjutnya, memerintahkan kaum muslim untuk menaati putusan hukum, yang secara hirarkis dimulai dari penetapan hukum Allah, dan Allah melarang manusia untuk memihak atau zalim dalam memutuskan perkara.
Pemimpin dalam Islam tidak boleh dzalim. Sebagaimana telah tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 124. Ayat ini menjelaskan bahwa kepemimpinan tidak terkait dengan keturunan, kelompok, dan agama.
Allah menegaskan bahwa kepemimpinan itu harus jatuh pada orang yang tepat dan kompeten.
Seorang pemimpin harus memiliki kebijakan yang benar dan tidak mengikuti hawa nafsu yang sesuai dengan surat Shad ayat 26.