Scroll untuk baca artikel
Berita

Akademisi dan Budayawan: Paus Fransiskus Tinggalkan Teladan Lintas Iman

Redaksi
×

Akademisi dan Budayawan: Paus Fransiskus Tinggalkan Teladan Lintas Iman

Sebarkan artikel ini
Paus Fransiskus
Ilustrasi/Meta ai

Dunia berduka atas kepergian Paus Fransiskus, pemimpin spiritual yang meninggalkan jejak mendalam dalam isu kemanusiaan dan lingkungan.

BARISAN.CO – Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus yang tutup usia pada Senin (21/04/2025) di Vatikan.

Dalam pernyataannya, Didik menyebut Paus Fransiskus sebagai pemimpin spiritual dunia yang telah meninggalkan warisan keteladanan luar biasa dalam kesederhanaan hidup, kehangatan hati, dan perjuangan kemanusiaan lintas batas agama dan bangsa.

“Paus Fransiskus adalah sosok dengan jiwa besar. Ia adalah pemimpin yang merangkul semua golongan, memperjuangkan keadilan bagi kaum marginal, serta menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan dan perdamaian dunia,” ujar Didik, Selasa (22/04/2025).

Menurut Didik, dalam setiap langkah dan kebijakannya, Paus Fransiskus telah menghadirkan wajah gereja yang penuh kasih, inklusif, dan berpihak pada kemanusiaan.

Kepemimpinannya dinilai sebagai bentuk profetik yang konsisten mengedepankan dialog antarumat beragama, solidaritas global, dan keberanian moral untuk bersuara atas nama kaum lemah dan tertindas.

“Kami mengenang kepemimpinan beliau sebagai inspirasi lintas iman dalam membangun dunia yang lebih adil, beradab, dan penuh cinta kasih,” tambahnya.

Didik J. Rachbini menutup pernyataannya dengan doa bagi mendiang Paus Fransiskus. “Selamat jalan, Paus Fransiskus. Doa kami mengiringi perjalananmu menuju keabadian,” ujarnya.

Sementara itu, Budayawan dan Mantan Ketua Lesbumi PWNU Jawa Tengah, Lukni Maulana, juga menyampaikan pandangannya terhadap warisan pemikiran Paus Fransiskus.

Menurutnya, Laudato Si’ adalah dokumen spiritual yang berbicara dengan bahasa nurani, yang harus dibaca oleh siapa pun yang peduli pada masa depan bumi dan kehidupan.

“Paus Fransiskus telah mengembalikan peran agama sebagai suara hati bagi dunia modern. Ia mengingatkan kita bahwa bumi bukan milik siapa-siapa, melainkan amanah dari Sang Pencipta. Maka merusaknya adalah bentuk pengkhianatan spiritual,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa dalam konteks keislaman, pesan Laudato Si’ sangat sejalan dengan nilai rahmatan lil alamin dan tradisi kearifan lokal yang diajarkan para ulama.

“Para wali dan kyai kita dahulu juga mengajarkan keseimbangan hidup dengan alam; menanam, merawat, bersedekah pada bumi. Pesan Paus Fransiskus sejalan dengan itu. Ini adalah bahasa hati yang bisa kita semua pahami,” pungkasnya. []