Berawal Karena Iseng
Setelah beberapa tahun bergabung bersama Teater Kecil, pimpinan Arifin C. Noer, tahun 1974 ia mendirikan sebuah grup teater yang bernama Teater (Siapa) Saja.
Tahun 1979 ia bertugas sebagai dosen tamu di Universitas California di Davis, Universitas Ohio, dan Universitas Michigan. Pada saat yang sama ia juga menjadi seniman tamu di Theatre Compesino (Los Angeles), Snake Theatre (San Fransisco), dan di Gafres Tire (Minneacles).
Berdasarkan laman resmi Festival Film Indonesia, Ikranagara memulai kiprah di dunia kesenian melalui drama dan puisi. Keterlibatannya di dunia film sendiri diakui Ikra karena faktor keisengan belaka.
Namun, dalam sepanjang kariernya, lebih dari 13 film telah ia bintangi, dimulai dari Bernafas Dalam Lumpur (1970), ada pula film dokumenter Djakarta 1966 (1980), hingga salah satu yang begitu membekas adalah Kejarlah Daku… Kau Kutangkap (1985).
Peran Markum dalam Kejarlah Daku… Kau Kutangkap membuat Ikranagara mendapatkan nominasi Piala Citra FFI untuk kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik.
Sekitar lebih dari satu dekade terakhir, Ikranagara juga berperan sebagai Pak Harfan dalam Laskar Pelangi dan sekuelnya, Laskar Pelangi 2: Edensor, kemudian Kakek Usman dalam Garuda di Dadaku (2009).
Ia juga berperan sebagai Hasyim Asyari di Sang Kiai (2013). Melalui film dan peran tersebut, Ikranagara kembali masuk nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia.
Dalam festival film lainnya, penghargaan pun berhasil Ikranagara raih, seperti Pemeran Pembantu Pria Terpuji Festival Film Bandung (2009), dan Pemeran Utama Pria Terbaik Indonesian Movie Award (2009). [rif]