Scroll untuk baca artikel
Blog

Aku Pergi – Puisi Anatasia Wahyudi

Redaksi
×

Aku Pergi – Puisi Anatasia Wahyudi

Sebarkan artikel ini

Kala Kematian Menghampiri

Usianya tak lagi muda
Tubuh kekarnya mulai menyusut
Ia sadar jika akan segera dilupakan
Seiring bergantinya tokoh utama di layar

Ia terkapar di tengah kegundahan
Membayangkan masa kejayaan yang mulai pudar
Gusar memikirkan masa depan
Ah, kematian bukankah yang lebih dekat di saat penyakit menggerogoti tubuhnya?

Namun, ia menolak mengakui
Jika kini wajahnya tak lagi bisa dijual
Bahkan meski banyak perempuan pernah singgah di kehidupannya
Itu takkan mengubah apapun

Ia hanya laki-laki tua yang membunuh rasa jenuh dengan memandangi senja
Tak ada satu pun yang menghubungi
Termasuk sanak saudara
Ia benar-benar dilupakan

Bukan karena ketidaksengajaan
Hanya saja di masa emasnya, laki-laki itu enggan menemui mereka
Saat mereka menghampiri, ia melarikan diri
Khawatir orang-orang itu akan menghisap kekayaannya

Laki-laki tua itu pun mati
Tak ada seorang pun yang datang
Ia mati dalam kesendirian
Dengan kesombongan yang dikenang orang-orang

Aku Pergi

Kau memang di sini, di sampingku
Namun, aku tahu pikiranmu terus saja melayang ke arahnya
Aku ingin menghentikannya
Sialnya, aku khawatir jika kata-kata dari mulutku akan membuatmu pergi

Ah, aku tak tahan lagi!
Sebaik apa pun diriku
Selama apa pun hubungan ini
Tampaknya, dia masih yang engkau cintai

Apakah aku tak begitu berarti?
Sehingga kau tega menyebut namanya di depanku
Sedangkan engkau tahu bahwa aku begitu cemburu kepadanya
Satu-satunya mantanmu yang membuatku terbakar

Aku telah berupaya
Sayangnya semua terasa begitu sia-sia
Aku mundur karena ini begitu melelahkan
Aku tak ingin lagi menahan kemarahan

Kini, silakan kau hidup dengan bayang-bayang dirinya
Dengan begitu, aku berharap kau bahagia
Aku tak ingin menjadi tempat pelarian
Sedangkan dia tak jua engkau bisa lupakan