Saat Al Ghozali berjuang mengumpulkan foto selfie pribadinya untuk mendapatkan uang, Nur Afifah malah korupsi.
BARISAN.CO – Tak hanya kasus Omicron yang kian meningkat, dua anak muda ini juga menggegerkan Indonesia akhir – akhir ini. Mereka adalah Sultan Gustaf Al Ghozali (23) dan Nur Afifah Balqis (24). Keduanya kini menjadi buah bibir masyarakat, khususnya para netizen di jagat maya.
Nama Al Ghozali sempat trending usai diketahui meraup uang miliaran rupiah lewat NFT atau Non Fungiable Token. NFT adalah aset digital yang berbentuk karya seni maupun barang koleksi yang bisa dipergunakan untuk membeli sesuatu secara virtual. Meski sudah ada sejak 2014, NFT baru popular dan banyak peminat pada akhir tahun 2021.
Cara yang digunakan untuk meraih pundi – pundi rupiah sangatlah mudah. Ia hanya membagikan koleksi foto selfie dirinya selama lima tahun terakhir, dari 2017 hingga 2021 di NFT. Harga terendah foto Ghozali yaitu 0,13 Etherum atau sekitar Rp6 juta hingga 0,7 Etherum atau sekitar Rp31 juta.
Berkat keisengannya itu, Ghozali mendadak kaya raya dan tenar. Tindakan Ghozali tersebut, kini telah menginspirasi banyak masyarakat untuk menjual barang – barang miliknya di NFT seperti kartu identitas pribadi (KTP).
Lain halnya dengan Ghozali, Nur Afifah justru tenar karena tindakan kriminal yang ia lakukan. Di usianya yang sangat muda, Nur Afifah terancam masuk bui karena tersandung kasus korupsi. Nur Afifah merupakan bendahara DPC Partai Demokrat Balikpapan. Ia berperan menampung uang yang diterima Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas’ud.
Dari hasil Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nur Afifah menyimpan uang Rp447 juta di rekeningnya. Uang tersebut diduga aliran dana korupsi yang dilakukan Ketua DPC Partai Demokrat Balikpapan itu.
Bahkan Nur Afifah membantu Gafur dalam mengatur keuangan yang diterima dari hasil suap untuk dibelikan kebutuhan pribadi.
Baik Al Ghozali maupun Nur Afifah mendadak kaya di usia mudanya, namun apa yang diupayakannya berbeda. Al Ghozali berlelah – lelah dalam mengumpulkan foto selfie pribadinya, sementara Nur Afifah bekerja keras untuk mengelola uang korupsi.
Bagaimana menurut Anda? (ysn)