Berita

Alasan Jepang Sering Dilanda Gempa dan Cara Masyarakat Menghadapinya

Avatar
×

Alasan Jepang Sering Dilanda Gempa dan Cara Masyarakat Menghadapinya

Sebarkan artikel ini
Rumah yang runtuh akibat gempa bumi M 7,6 di Prefektur Ishikawa, Jepang, 1 Januari 2024. (Sumber: AFP/ Kazuhiro NOGI)

BARISAN.CO – Pada awal tahun ini, tepatnya Senin (1/1/2024) gempa berkekuatan 7,5 magnitudo mengguncang Jepang terutama di prefektur Ishikawa.

Gempa itu juga memicu gelombang tsunami setinggi 1,2 meter menghantam Pelabuhan Wajima. Hingga berita ini diturunkan, setidaknya jumlah korban jiwa mencapai 48 orang.

Jepang beberapa kali menghadapi gempa besar di atas 5 skala Richter (SR) sejak Maret 2011. Beberapa di antaranya pada 11 Maret 2011 (8,8 SR), 23 Juni 2011 (6,7 SR), 10 Juli 2011 (7,1 SR), dan 8 November 2011 (6,8 SR).

Bagi generasi saat ini, gempa yang terjadi pada 11 Maret 2011 adalah yang paling mengerikan. Guncangan yang terjadi selama 2 menit dengan intensitas yang tak pernah dibayangkan siapa pun sebelumnya. Dan itu berlangsung terus-menerus.

Setelah gempa itu, gelombang tsunami pertama menghantam pesisir dan menyapu kota-kota serta desa yang berlokasi jauh dari bibir pantai. Peristiwa itu disiarkan televisi secara langsung melalui helikopter yang mengudara di Kota Sendai.

Kabar berikutnya lebih buruk bermunculan, pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima dalam krisis. Ratusan ribu warga Jepang diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka.

Penyebab Jepang Sering Dilanda Gempa

Di bawah permukaan bumi, sebagaimana dilansir dari dari situs Kids Web Japan, terdapat lapisan batu besar yang disebut sebagai lempeng tektonik dengan tebal sekitar 70 kilometer. Lempeng-lempeng itu bergerak 1-2 inci setiap tahun, sehingga menimbulkan distorsi pada permukaan bumi.

Ketika distorsi menjadi cukup besar, gaya di dalam perut bumi mencoba memperbaikinya, sehingga menyebabkan lempeng bergerak secara tiba-tiba. Gempa bumi menjadi akibat dari guncangan yang terjadi kemudian.

Gempa bumi paling sering terjadi ketika dua lempeng atau lebih bertemu. Alasan gempa bumi sering terjadi di Jepang karena sejumlah lempeng itu menyatu di bawah permukaan Negeri Sakura.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) mencatat ada sekitar 5.000 gempa bumi kecil yang terjadi setiap tahun di Jepang. Kekuatannya pun bervariasi mulai dari 3,0 hingga 5 Magnitudo atau bahkan lebih. Lantaran berada di zona seismik dan vulkanik paling aktif di dunia, tak ayal Jepang sering kali diguncang gempa bumi dan aktivitas vulkanik.

Posisi Jepang Berada di Area Cincin Api Pasifik

Dinukil dari Live Science, gempa yang sering terjadi di Jepang disebabkan oleh letak geografisnya yang masuk dalam area Cincin Api Pasifik, yaitu wilayah yang dilalui oleh lempengan api di bawah permukaan bumi. Disebut sebagai cincin karena zona itu berbentuk tapal kuda imajiner yang mengikuti tepi Samudra Pasifik.

Negara-negara yang berada di zona tersebut akan banyak menghadapi gempa bumi dan letusan gunung berapi, termasuk Indonesia. Lempeng Pasifik dan lempeng laut Filipina diketahui sebagai lempeng paling aktif dibandingkan lempeng-lempeng lain di dunia.

Jepang sendiri berdiri di atas kedua lempeng tersebut. Sebagai negara kepulauan, titik gempa bumi di Jepang yang sering kali berlokasi di lepas pantai memicu terbentuknya tsunami.

Seorang ahli Geofisika dari US Geological Survey (USGS) Douglas Given menjelaskan, terdapat beberapa lempeng tektonik yang berpotensi saling bertabrakan di dalam Cincin Api Pasifik. “Permukaan bumi terbagi sekitar 12 atau lebih potongan besar yang seluruhnya bergerak dan saling berinteraksi,” ucapnya.