Jadi artinya, manajemen Holywings sangat gegabah bila membuat iklan kontroversial dengan anggapan akan selesai dengan adanya duet Hotman Paris dan Nikita Mirzani.
Anies dianggap terlambat memberi hukuman dan mencabut izin Holywings. Karena klab ini sudah beberapa kali melanggar izin seperti soal kerumunan saat pembatasan aktivitas ketika pandemi Covid-19 hingga menyediakan minuman beralkohol di tempat (dine in) sementara izinnya menjual eceran.
Tapi lebih baik terlambat daripada tidak ditindak sama sekali. Toh, buktinya ketika Anies dan jajarannya bergerak efeknya sangat masif. Kepala daerah di wilayah lainnya langsung sigap mengikuti langkah Anies. Dan, borok perusahaan di seluruh jaringan Holywings pun terungkap: melanggar izin.
Begitu masifnya dukungan kepada Anies dari Jakarta sampai Manado, rupanya membuat kelu lidah BuzzerRP. Mereka jadi sulit untuk merisak Anies. Karena partai oposisi pun dari mulai PSI dan PDIP di Jakarta mendukung tindakan tegas kendati terlambat. Karena itu para buzzer pun hanya bisa menyayangkan dan mengkuatirkan nasib tenaga kerjanya.
Malah, politikus PDIP Gilbert Simanjuntak yang selama ini tak pernah absen mengkritik Anies justru menuding manajemen Holywings, sombong! Dan, perwakilannya setingkat manajer yang hadir di Sidang Komisi B DPRD DKI Jakarta dianggap tidak layak untuk duduk di ruangan sidang.
Nah, lho!