Scroll untuk baca artikel
Blog

Anies yang Tak Pernah Main-Main

Redaksi
×

Anies yang Tak Pernah Main-Main

Sebarkan artikel ini

MENURUT sejarah, sepeda dibuat oleh bangsa Perancis di awal abad ke 19. Kemudian di sempurnakan Jerman, Skotlandia, dan juga Inggris. Pada awalnya, sepeda diciptakan guna menjadi alat transportasi. Barulah di tahun 1868, sepeda secara resmi dijadikan sebagai cabang olahraga. Hingga hari ini, masyarakat Eropa dan Amerika menggunakan sepeda sebagai moda transportasi harian. Meskipun ada beberapa transportasi lainnya yang begitu popular serta menjadi pilihan untuk pergi ke tempat kerja, sekolah, dan sebagainya.

Gubernur Anies mengajak warga Jakarta menjadikan sepeda sebagai alat transportasi harian. Cukup menggunakan baju kerja/ seragam sekolah, helm, dan sepeda biasa, semua sudah bisa mulai bersepeda.

Anies Baswedan pernah mengatakan bersepeda bukanlah sekadar olahraga maupun hobi, melainkan sebagai alat transportasi. Sebab itulah, ia mengajak warga Jakarta untuk menggunakan sepeda sebagai moda transportasi sehari-hari.

Selama masa pandemi, jumlah pengguna sepeda mengalami peningkatan sebesar 1000% atau 10x lipat dari sebelumnya selama masa PSBB transisi di Jakarta. Hal itu disampaikan oleh The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) pada Juni yang lalu.

Kehadiran jalur sepeda di beberapa titik di ibukota juga merupakan langkah yang kiranya bisa dianggap kesungguhan dari Anies bahwasanya ia tak hanya mengajak warganya untuk beralih ke sepeda, namun juga memfasilitasi. Juga, adanya parkiran khusus sepeda.

Wajar jika Jakarta meraih Suistanable Transport Award 2021 karena salahsatu kebijakannya menciptakan integrasi antar-moda transportasi dan upaya menciptakan jalan lingkungan yang ramah bagi pesepeda.

Benar saja jika Anies ingin menciptakan rasa keadilan bagi warga Jakarta. Hal ini bisa dilihat dari upaya yang dilakukan oleh Pemprov DKI bersama jajarannya bahwa Jakarta bukan hanya milik pengguna moda transportasi tertentu, tetapi juga semua termasuk pesepeda.

Pada November 2019, Pemprov DKI Jakarta memutarkan film “Cars vs Bikes”. Dalam film tersebut ditayangkan sebuah kota yaitu Kopenhagen yang 40% warganya menggunakan sepeda sebagai moda transportasi sehari-hari. Di kota tersebut, bukan hanya orang miskin, tetapi juga orang kaya yang menggunakan sepeda. Berbanding terbalik dengan  dengan Bogota, sepeda hanya digunakan oleh orang miskin disana.

Dimulai dari sebuah film tersebut, Jakarta terus berbenah untuk memberikan fasilitas bagi pesepeda. Hal inilah sebagai bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah bersama para stakeholders menjadi bentuk kepedulian bahwa jalanan bukan hanya diperuntukkan bagi pemotor maupun pemobil, namun jalanan di ibukota saat ini merupakan milik bersama.

Kini, walaupun Jakarta telah memenangkan penghargaan bergengsi dunia. Langkah Pemprov DKI Jakarta tidak terhenti. Jakarta akan terus mengupayakan peningkatan kenyamanan bagi pengguna jalan raya. Prioritas pertama ialah pejalan kaki. Kedua, kendaraan non emisi seperti sepeda dan juga kendaraan listrik. Ketiga, transportasi publik dan yang terakhir ialah kendaraan pribadi. []