Scroll untuk baca artikel
Blog

Apakah Cara Kerja Pawang Hujan Dapat Dipahami Secara Ilmiah?

Redaksi
×

Apakah Cara Kerja Pawang Hujan Dapat Dipahami Secara Ilmiah?

Sebarkan artikel ini

FENOMENA pawang hujan memang asyik untuk ditelaah. Selama ini masih menjadi perdebatan dalam dunia sains apakah aktivitas paranormal ini nyata atau sugestif. Meskipun sifatnya illogical, namun masyarakat banyak yang mempercayainya.

Berbagai negara menggunakan jasa paranormal untuk dunia nyata. Misalnya untuk keperluan intelijen, menemukan orang hilang, mengatur cuaca, menyembuhkan orang sakit dll.

Ilmu yang mempelajari anomali atau sesuatu yang ghaib ini sering disebut parapsikologi. Ini berbeda dengan ilmu psikologi.

Psikologi mempelajari tentang mental, perilaku, dan pikiran manusia, untuk mencari motif dibalik tindakan dan perilaku manusia, guna menemukan solusi yang tepat atas sebuah permasalahan.

Para psikologi mempelajari sesuatu yang dianggap tidak biasa yaitu interaksi materi-perilaku (psikokinesis, telepati), kelangsungan hidup (hidup setelah kematian, ruh, reinkarnasi dsb), ESP (extra sensory perception atau indera ke 6).

Parapsikologi berharap penelitian lebih lanjut dapat membawa hal hal yang bersifat anomali ke penjelasan ilmiah.

Sudah banyak universitas di luar negeri yang memiliki program akademik parapsikologi. Di antaranya adalah (1) Unit Parapsikologi Koestler di Universitas Edinburgh,[2] Pusat psikologi untuk penelitian fenomena paranormal Universitas Derby, [3] Unit Penelitian Kesadaran dan Psikologi transpersonal dari Liverpool John Moores University, [4] Pusat untuk Studi Anggota Psikologis anomali di Universitas Northampton, dan [5] Unit Penelitian Psikologi anomali di Goldsmiths, University of London.

Pawang hujan, dalam hal ini melakukan interaksi materi-perilaku. Ia memindahkan hujan (materi) ke tempat lain. Interaksi dengan materi ini sering disebut psikokinesis atau telekinesis atau dikenal dengan istilah Mind Over Matter.

Ini merupakan kemampuan untuk memanipulasi benda melalui kekuatan pikiran. Kemampuan psikokinesis ini termasuk menggerakkan materi, mengangkat materi, membengkokkan, memecahkan, mematahkan, hingga mengangkat diri sendiri melayang di udara tanpa penyangga (levitasi).

Meskipun umumnya fenomena psikokinesis direncanakan. Namun ada juga fenomena psikokinesis yang terjadi dengan spontan.

Menurut para ahli parapsikologi, jika berada dalam keadaan terancam bahaya atau ketakutan yang sangat. Kita bisa dengan serta merta mengeluarkan daya psikokinetik. Misalnya saja jendela di depan kita pecah tanpa disentuh. Itu adalah hasil daya psikokinetik yang kita keluarkan.

Beberapa peneliti menduga mungkin ada koneksi kuantum. Alam pikiran kita mampu mengarahkan partikel subatom dan energi untuk menghasilkan fenomena psikokinesis.

Manusia memiliki semacam “medan magnet” di sekitar tubuh, yang dapat terkonsentrasi di area tertentu. Agar ini berhasil, para ahli berkata “Anda harus dapat bersantai sepenuhnya dan memusatkan perhatian Anda tanpa gangguan.”

Pada 1934, profesor J.B. Rhine, parapsikolog dari Duke University, Amerika, melakukan serangkaian tes panjang yang menyimpulkan bahwa telekinesis itu nyata.

Haakon Forwald (1897-1978) seorang insinyur listrik Swedia menunjukkan bahwa psikokinesis bisa terjadi karena medan gravitasi yang dihasilkan oleh tubuh yang bertindak atas neutron dalam atom pada objek.

Pada tahun 1991 pemenang Hadiah Nobel Brian Josephson dan rekan penulis Fotini Pallikara-Viras mengusulkan penjelasan untuk psikokinesis dan telepati mungkin ditemukan dalam fisika kuantum.

Manusia memang selalu ingin menggali realitas melalui sains. Namun sayangnya tidak semua fenomena yang terjadi mendapatkan penjelasan secara ilmiah. Bisa jadi karena ini sebuah study yang belum selesai.