Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahmi). (HR Bukhari dan Muslim)
BARISAN.CO -Sungkeman merupakan tradisi adat masyarakat, terlebih khusus masyarakat Jawa. Tradisi ini bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua atau kepada orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi.
Adapun arti sungkeman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya sujud atau tanda bakti dan hormat.
Jadi sungkeman artinya bentuk penghormatan yang memiliki nilai-nilai sosial yang menekankan pentingnya ketawadhuan kepada orang yang lebih tua.
Sungkem biasanya dilakukan pada momen-momen penting seperti perayaan hari besar, upacara adat, pernikahan, atau acara keagamaan.
Dalam tradisi tahunan perayaan hari raya Idul Fitri seperti tradisi sumengkan yakni silaturahmi tahunan kegiatannya berupa anjangsana dari rumah satu ke rumah lain. Dengan tujuan yakni menyambung silaturahmi , saling meminta maaf, dan agar tidak terputusnya tali persaudaraan.
Cara melakukan sungkem cukup sederhana namun sarat makna. Orang yang melakukan sungkeman akan menundukkan badan dengan tangan bersatu di depan dada atau di depan wajah, kemudian membungkuk sebagai tanda penghormatan.
Orang yang menerima sungkeman akan memberikan restu atau nasihat kepada yang melakukan sungkeman, kadang juga memberikan hadiah atau uang sebagai bentuk penghargaan.
Tradisi sungkeman juga mengajarkan nilai-nilai kesopanan, adab, dan rasa saling menghormati, sehingga menjadi salah satu bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia.
Makna Sungkeman Menurut Islam
Makna yang mendalam dari tradisi sungkeman yakni terbungkus dengan nilai-nilai silaturahmi. Islam sangat menganjurkan begi pemeluknya untuk menjaga hubungan silaturahmi.
Pentingnya dalam menyambung silatuhrahmi bagi umat muslim menjadi salah satu alasan sungkeman masih eksis hingga sekarang.
Menurut Quraish Shihab dalam buku Membumikan al-Qur’an, silaturahmi dalam bahasa arab menjadi “Silaturahim” yang mana terdiri dari dua kata bahasa arab yang masing-masing memiliki makna, shilah yang berasal dari kata washl yang berarti “menyambung” dan “menghimpun”.
Dan rahim yang memiliki arti umum “kasih sayang”, namun sering kita ketahui bahwa rahim tempat mengandung bayi.88 Maksudnya disini pemaknaan rahim, identik dengan kerabat.
Berdasar pada rahim yang sama kemudian menjadi kerabat. Namun beradasar pada konteks penulisan Bahasa Indonesia dari “silaturahim” menjadi “silaturahmi”.
Silaturahmi merupakan sebuah upaya untuk menyambung hubungan nasab (keturunan) ataupun hubungan persaudaraan sesama muslim.
Pentingnya menjaga silaturhami, sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
ا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ
Artinya: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahmi).” (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam anjuran Islam pun, pemeluknya dituntut untuk menjaga hubungan baik dengan kaum non muslim agar tercipta lingkungan yang harmonis.[]