Direktur Teknik dan Usaha di Perumda Paljaya, Asri Indiyani merasa beruntung karena memiliki tipe suami yang hands on di rumah, termasuk berbagi peran dalam mengasuh anak.
BARISAN.CO – Ibu pekerja memiliki beban ganda antara mencari nafkah serta bertanggung atas sejumlah besar pekerjaan rumah tangga. Terkadang, mereka dianggap melepas tanggung jawab di rumah karena terlalu berfokus dengan pekerjaannya di luar.
Namun, Direktur Teknik dan Usaha di Perumda Paljaya, Asri Indiyani, ST., M.S., justru tetap bertanggung jawab dengan tugasnya sebagai ibu. Sebelumnya, selama 16 tahun, Asri sebelumnya berkerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) dengan jabatan terakhir ialah Sub-Koordinator Perencanaan Air Limbah dan Drainase Domestik.
“Kalau dulu ya waktu saya di Kementerian karena cakupannya memang seluruh Indonesia, kadang ada kalanya bekerja dari hari Senin sampai Jumat bisa sampai malam banget. Jam 10 malam bahkan kadang sampai jam 12 malam. Terus kadang weekend juga gitu,” ungkap Asri kepada Barisanco pada Rabu (8/6/2022).
Dirinya telah dikaruniai dua anak yang masih kecil. Anak pertamanya, sekolah kelas 3 SD sedangkan yang kedua, kelas 1 SD.
Perempuan asal Bandung tersebut menyampaikan, jika anak-anaknya sejak kecil sudah terbiasa melihatnya bekerja. Dia memberikan penjelasan kepada anak-anak bahwa pekerjaan yang dilakukannya tersebut dapat menunjang kebutuhan keluarga.
“Maksudnya kalau kedua orang tua bekerja, saya sama bapaknya kerja ada luxurious yang mereka punya saat ini. Sehingga, memang dibutuhkan keseimbangan kerja dan perlu pengertian, tetapi juga dari sayanya juga harus punya waktu luang untuk anak,” tambahnya.
Asri menuturkan, di tengah kesibukan, dirinya masih meluangkan waktu untuk menjadi pengurus orang tua murid di sekolah. Itu dilakukan agar tidak ada info yang terlewat.
“Zaman sekarang itu beda sama sekolah kita dulu, kalau dulu, orang tua enggak perlu tahu apa pun yang terjadi, anaknya sudah beres sendiri. Sekarang semua info banyak dari orang tua dulu. Nah, saya berusaha menunjukkan dulu ke anak saya bahwa saya jangan sampai infonya itu terlewat dan bisa saya kerjakan,” ujarnya.
Dia menceritakan, pernah suatu hari anaknya ingin dibantu foto untuk tugasnya, namun hari itu Asri baru sampai di rumah nyaris tengah malam.
“Akhirnya, anak saya baru difoto setengah 12 malam. Itu yang sebenarnya dulu mikir, wah gila juga. Ini kayaknya ada yang harus direkalkulasi dan kadang di saat capek jadi lebih tidak sabar sama anak. Saat seperti itu, saya mulai merasa tidak balance dengan hal-hal yang harus dikerjakan di rumah,” kata Asri.
Sebelum berangkat ke kantor, Asri menyempatkan waktu untuk menyiapkan makan siang bagi anaknya. Dia juga memastikan kebutuhan anak-anaknya siap.
“Tiap malam juga saya ingatkan buku pelajaran yang harus dibawa oleh mereka. Bukan kita yang ngerjain, kita ngingetin mereka. At least, mereka merasa kita tetap attach sama kehidupan mereka sehari hari,” kata Asri.
Dengan suaminya pun tidak ada masalah karena saling memahami tugas dan kebetulan kedua saling kenal saat sama-sama bekerjadi KemenPUPR.
“Kebetulan suami saya itu yang non teknis dan saya yang teknis di Kementerian. Dia tahu bahwa pekerjaan saya itu kemungkinan ke luar kota dan lainnya lebih banyak. Dia paham dan tidak ada masalah,” lanjut perempuan lulusan ITB ini.
Asri merasa beruntung memiliki tipe suami yang hands on di rumah, seperti berbagi peran dalam mengajari anak. Begitu juga dengan urusan rumah tangga.
“Menurut saya, keberhasilan saya membagi waktu, kerja tetap bisa fokus, tapi anak juga kepegang itu karena saya sama suami saya ada kerjasamanya. Pokoknya, dalam artian di rumah pun kerjasamanya bareng itu dalam mengurus anak. Kebetulan beruntungnya di situ,” terangnya.