Menurutnya, revisi target dan strategi pelaksanaan perlu segera dilakukan agar tidak menimbulkan defisit yang membengkak tanpa hasil nyata.
Ia juga mengingatkan bahwa para pelaku pasar modal dan investor sangat memperhatikan kredibilitas fiskal pemerintah. Ketika realisasi anggaran menunjukkan kelemahan struktural sejak awal tahun, hal itu akan menimbulkan keraguan terhadap kemampuan pemerintah menjaga stabilitas makroekonomi.
“Pasar modal bukan hanya membaca angka, tetapi juga membaca sinyal kebijakan. Jika APBN terlihat lemah sejak awal, maka kepercayaan akan menurun. Ini bisa berdampak pada pelemahan indeks, capital outflow, bahkan nilai tukar,” ujar Awalil.
Dalam kondisi seperti ini, menurutnya, pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan optimisme. Dibutuhkan langkah konkret dan tepat waktu untuk membenahi kelemahan pelaksanaan APBN.
“Pemerintah harus segera melakukan koreksi arah kebijakan fiskal. Realisasi pendapatan dan belanja harus menjadi prioritas, bukan sekadar mengejar angka dalam dokumen,” pungkas Awalil. []
