Pierre Debuisson, seorang pengacara keluarga menyebut, kematian dan penyakit itu sebagai tragedi kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saat, bakteri E coli menginfeksi manusia, khususnya anak-anak dapat menyebabkan sindrom uremik hemolitik, suatu bentuk gagal ginjal.
“Banyak dari anak-anak yang masih dalam perawatan intensif dan beberapanya menderita kerusakan organ permanen,” ujar Pierre.
Dia melanjutkan, ratusan ribu orang Prancis bisa saja berada berada dalam situasi sama. Mengingat, banyak orang makan pizza.
Pierre menegaskan, menginginkan jawaban negara bagian dan Nestle Prancis tentang proses pembersihan pabrik serta penundaan dalam mengaitkan wabah E coli dengan pizza. Badan negara menginformasikan, pada 18 Maret, Nestle Prancis telah menarik hampir 1 juta pizza Fraich’Up, menghentikan pengiriman, dan juga menangguhkan produksi.
Namun, Pierre tidak merasa puas. Dia menjelaskan, selama berminggu-minggu setelah kasus pertama anak-anak jatuh sakit di bulan Januari, pizza masih dikonsumsi.
“Nestle telah mengalami kontaminasi E coli dari adonan kue di AS pada 2009 dan seharusnya menyadari risikonya,” tegasnya.
Aurelie Micouleau, ibu dari salah satu korban, Curtis (5) menerangkan, putranya setelah mengonsumsi pizza Buitoni Frainch’Up jatuh sakit dan di dirawat dalam perawatan intensi. Dia menyebut, tidak ada kepastian apakah anaknya akan bertahan akibat komplikasi menyerang ginjal dan otaknya.
Selain Curtis, saudaranya juga menjadi korban, Preston (10). Kedua anaknya itu menjalani cuci darah dan berjuang hidup.
“Kami terus-menerus hidup dalam ketakutan bahwa mereka akan kambuh atau membutuhkan transplantasi ginjal atau dampak pada otak mereka. Kami bahkan tidak tahu harapan hidup mereka sekarang, itu bisa turun,” sambung Aurelie.
Sebagai orang tua, Aurelie berpikir telah meracuni anaknya dan merasa sangat bersalah.
“Perasaan bersalah itu sangat sulit. Kami berjuang untuk kebenaran dan keadilan, dan untuk menghentikan kelompok makanan berperilaku sesukanya,” imbuhnya.
Nestle Prancis kembali menyampaikan, dukacita mendalam bagi para korban dan keluarga korban. Mereka juga telah menyiapkan dana bagi orang tua yang dikelola oleh badan amal independen.