Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Ban Jadi Sumber Utama Polusi Kendaraan

Redaksi
×

Ban Jadi Sumber Utama Polusi Kendaraan

Sebarkan artikel ini

Peringatan tersebut mengikuti data pemerintah Inggris yang menunjukkan, partikel polusi yang jauh lebih kecil sekarang berasal dari erosi ban daripada yang dipancarkan dari knalpot kendaraan.

Laporan tersebut memperkirakan 52% dari semua polusi partikel kecil dari transportasi jalan raya berasal dari keausan ban dan rem pada tahun 2021, ditambah lagi 24% dari abrasi jalan dan penandaan catnya. Hanya 15% emisi berasal dari knalpot mobil dan 10% lagi dari knalpot van dan HGV.

Namun, uji coba ban jenis baru yang disponsori oleh Transport for London (TfL) menemukan, ban tersebut dapat menghasilkan emisi hingga 35% lebih sedikit. Uni Eropa juga akan mengatur emisi ban pertama di dunia, dengan standar baru yang akan berlaku mulai pertengahan tahun 2025.

Emisi gas buang dari kendaraan Inggris telah turun 90% sejak 1996, menurut data pemerintah karena standar yang lebih ketat telah diberlakukan. Akibatnya, partikel dari ban, rem, dan jalan raya menjadi penyebab utama polusi lalu lintas, menghadirkan terobosan baru dalam upaya mengurangi kadar udara kotor.

Partikel-partikel kecil yang terpisah dari ban saat mobil melaju, mengudara, dan dapat terhirup jauh ke dalam paru-paru. Polusi udara menyebabkan, 26.000 hingga 38.000 kematian dini per tahun di Inggris dan polusi partikel telah dikaitkan dengan berbagai macam penyakit.

Partikel yang lebih besar dari keausan ban tersapu atau tertiup ke sungai dan laut dan merupakan komponen signifikan dari polusi plastik yang telah mencemari tubuh manusia dan planet ini, dari puncak Gunung Everest hingga lautan terdalam.

Laporan Imperial College London menyebutkan, 6 juta ton partikel keausan ban dilepaskan secara global setiap tahun. Di London saja, katanya, 2,6 juta kendaraan mengeluarkan sekitar 9.000 ton partikel setiap tahunnya.

Partikel tersebut mungkin mengandung bahan kimia beracun termasuk hidrokarbon poliaromatik dan benzotiazol, serta logam berat seperti seng dan timah, kata para ilmuwan. Namun penelitian tentang keausan ban dan pengaruhnya telah diabaikan dibandingkan dengan penelitian tentang emisi bahan bakar, kata mereka.

“Partikel keausan ban mencemari lingkungan, udara yang kita hirup, dan limpasan air dari jalan. Bahkan jika semua kendaraan kita pada akhirnya menggunakan listrik alih-alih bahan bakar fosil, kita masih akan mengalami polusi berbahaya dari kendaraan karena keausan ban,” kata Dr Zhengchu Tan, di departemen teknik mesin Imperial.

Prof Terry Tetley, dari Imperial’s National Heart and Lung Institute menyampaikan, para ilmuwan semakin semakin khawatir dengan dampak keausan ban pada kesehatan manusia.