BARISAN.CO – Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) pada 2022 lalu menemukan puluhan sungai strategis nasional tercemar sampah anorganik, terutama plastik.
Mengutip situs ecoton.or.id, dari 68 sungai yang diteliti, terdapat lima provinsi yang paling tinggi kontaminasi partikel mikroplastik yaitu Provinsi Jawa Timur ditemukan 636 partikel/100 liter, dan Provinsi Sumatra Utara ditemukan 520 partikel/100 liter.
Selanjutnya, Provinsi Sumatra Barat ditemukan 508 partikel/100 liter, Provinsi Bangka Belitung 497 partikel/100 liter, Provinsi Sulawesi Tengah 417 partikel/100 liter.
Peneliti Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), Amiruddin Muttaqin menuturkan selama penelusuran tersebut, Ecoton banyak menemukan sampah saset bungkus sabun dan sampo, kantong kresek serta pakaian bekas. Sampah plastik tersebut membuat sungai tercemar kandungan mikroplastik yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan.
“Mikroplastik itu kan berasal dari plastik, berasal dari serpihan serpihan plastik yang dibuang oleh masyarakat. Berbahayanya adalah plastik sendiri bahannya kan bahan kimia yang beracun, toksik,” kata Amiruddindikutip dari KBR, Rabu,(22/2/2023).
Bahaya Mikroplastik bagi Kesehatan
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahan kimia yang terdapat pada produk plastik terbukti berbahaya bagi kesehatan manusia.
1. Mengganggu Hormon
Umumnya, produk plastik terbuat dari Bisphenol A (BPA), yaitu bahan kimia yang digunakan untuk membuat botol plastik.
BPA ini memiliki aktivitas hormon estrogen, sehingga jika masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu aktivitas hormon alami pada manusia.
Kondisi ini bisa berdampak negatif pada saluran reproduksi, mengurangi jumlah sperma, dan testis.
2. Risiko Bayi Lahir Cacat
Bahan kimia BPA juga dapat berdampak buruk bagi janin.
Melansir jurnal Reproductive Toxicology, beberapa penelitian pada hewan dan manusia menunjukkan paparan BPA dapat meningkatkan risiko cacat lahir, penyakit metabolisme, dan masalah kesehatan lainnya.
BPA juga telah dikaitkan dengan penurunan kadar testosteron pada janin laki-laki.
Sebuah penelitiannya menunjukkan bahwa, janin laki-laki dengan tingkat keterpaparan ftalat yang lebih tinggi lebih mungkin dilahirkan dengan testis yang belum sepenuhnya turun dan penis kecil.
Mereka juga cenderung memiliki jarak yang lebih pendek dari rata-rata antara anus dan alat kelaminnya. Ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kemandulan di kemudian hari.
3. Mengganggu Sistem Kekebalan Tubuh
Mikroplastik diduga mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia. Kondisi ini menyebabkan perubahan pada DNA dan stres oksidatif.
Selain itu, tubuh manusia akan terasa lemas dan mudah terserang penyakit.