Jelaskan kewajiban berbakti kepada orang tua merupakan ibadah paling utama? Allah Swt berfirman Surah An-Nisa ayat 36: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak…”
BARISAN.CO – Berbakti kepada orang tua bukan sekadar saat peringatan hari ibu atau hari ayah. Begitu juga berbakti kepada orang tua tidak terikat waktu, tempat, maupun usia. Bentuknya bukan sekadar memberikan hadiah ataupun kejutan lain yang dapat menyenangkannya.
Sesungguhnya bagi seorang muslim tentu sangat memahami dan menyadari bahwa sosok orang tua terutama ibu sangat berarti dalam kehidupan ini. Sehingga banyak ayat Al-Quran maupun hadis yang memerintahkan berbakti kepada orang tua terutama ibu.
Sebagai anak kita dianjurkan untuk berbuat baik dan berbakti serta memuliakan kepada orangtua khususnya ibu.
Berikut beberapa alasan, mengapa kita harus berbakti kepada orangtua dan memuliakan mereka? Sebagaimana disarikan dari buku “Muliakan Ibumu” karya Aam Amiruddin dan lainnya:
1. Pesan Universal Seluruh Agama Samawi
Agama samawi merupakan agama yang bersumber atau langsung dari Allah Swt yakni agama Yahudi, Kristen, Ahli Kitab dan Islam. Bagi umat Islam wajib meyakini agama samawi tersebut, terutama juga terkait kitab-kitab agama Samawi.
Seperti agama Nasrasi yang diturunkan kepada Nabi Isa As dengan kitab sucinya Injil. Yahudi memiliki Nabi Musa As dan Nabi Daud As yang diberikan kitab yakni Taurat dan Zabur. Sedangkan, Nabi Muhamamd Saw sebagai pembawa risalah agama Islam diberikan kitab Al-Qur’an.
Jadi berbakti kepada orang tua merupakan pesan universal seluruh agama yakni Yahudi, Ahli Kitab, Kristen dan tentunya agama Islam. Sebagaimana Allah Swt berfirman:
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَٰقَ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” (QS. Al-Baqarah: 83)
2. Ibadah Terpenting Setelah Ibadah Kepada Allah Swt
Berbakti kepada orang tua merupakan salah satu ibadah terpenting, setelah beribadah kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman:
وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa: 36)
Ayat Al-Quran di atas menerangkan betapa pentingnya beribadah kepada orang tua, setelah larangan untuk menyekutukan Allah Swt. Ayat ini mengisyaratkan bahwasanya kedudukan berbakti kepada orang tua hal terpenting, posisinya berada setelah ibadah kepada Allah Swt.
Sehingga sebagai anak kewajiban untuk berbakti kepada orang tua merupakan ibadah yang penting. Acapkali ada kisah dan cerita seorang yang ahli ibadah kepada Allah Swt, namun lupa memperhatikan orang tuanya. Sehingga orang ahli ibadah tersebut tidak dapat menikmati bau harum surga.
Jadi berbakti kepada orang tua merupakan jihad yang memiliki nilai ibadah luar biasa. Bahkan digambarkan pada kisah sahabat Al-Qamah yang hendak ikut berperang. Namun Rasulullah Saw melarangnya, sebab Al-Qamah memiliki orang tua yang wajib dijaga. Sehingga Rasulullah Saw menyampaikan bahwa berbakti kepada orang tua pahalanya sama dengna orang yang berjihad berperang di jalan Allah Swt.
3. Kedudukan Ibu Lebih Tinggi Dibandingkan Ayah
Lantas kepada kedudukan ibu lebih tinggi dibandingkan kedudukan ayah? Hal ini tidak dapat lepas, bagaimana seorang ibu memiliki tanggung jawab yang besar. Baik saat ini mengandung, melahirkan hingga menyusuinya.
Hal ini tergambar betapa ibu memiliki bentuk penderitaan yang berbeda dengan ayah. Sebagaimana Allah Swt berfirman:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14)
Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi Saw menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi Saw, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Menjaga Lisan dan Tidak Menyakiti Hati Orang Tua
Seorang anak hendaknya senantiasa menjadi perasaan orang tua, terutama terkait lisan saat berbicara. Begitu juga untuk menjaga hati meraka, supaya tidak tersingung atau yang membuat goyang jiwa orang tua.
Allah Swt berfirman:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Qs. Al-Isra: 23)
Ayat di atas menerangkan, sebagai anak bahkan sekadar mengucap “ah” ada larangannya. Apa lagi sampai membentak orang tua, tentu hal ini mengisyaratkan betapa pentingnya kedudukan berbakti kepada orang tua dalam agama Islam. (Luk)