BARISAN.CO – Sebagai penopang perekonomian nasional dan juga memberikan pekerjaan terhadap 119,6 Juta jiwa atau sekitar 96% tenaga kerja, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) haruslah didorong terus oleh stake holder agar selalu inovatif dan berkembang. Dari mulai pengawalan untuk membangun peningkatan UMKM secara segi kemampuan SDM ataupun memberikan fasilitas-fasilitas yang berguna untuk membangun usaha.
Stake Holder juga mestinya harus berupaya membangun sebuah transformasi yang praktis dan tepat guna sehingga friendly kepada para pelaku UMKM. Sebagaimana saat ini, Bank Indonesia membuat digitalisasi pembayaran dalam bentuk barcode yang kini disebut sebagai QRIS (Quick response Code Indonesian).
Penggunaan QRIS doanggap lebih praktis, karena hanya tinggal scan via smartphone, transaksi langsung terproses dan sistemnya pun sangat aman. Serta terhubung dengan perbankan manapun dan juga terhubung dengan digital wallet apapun.
Atas dasar itu, QRIS dianggap sangat cocok digunakan untuk proses transaksi UMKM dari tingkat terkecil bahkan pedagang asonganpun dapat dengan mudah melakukan pembuatan QRIS yang prosesnya sangat mudah, karena hampir semua penyedia start up dompet digital dan perbankanpun melayani proses pembuatan.
Tentunya adanya QRIS tersebut sangat disambut hangat oleh UMKM dan juga masyarakat Indonesia, pasalnya selain sifatnya yang canggih, QRIS juga membuat masyarakat sudah bermanuver menuju pola keuangan yang paperless. Terbukti dengan pencapaian pembuatan QRIS yang hingga saat ini pada tahun 2021 tanggal 3 November tercatat mencapai 12.000.111 merchant yang mana sudah melebihi target Bank Indonesia untuk tahun 2021 sebesar 12 Jt pembuatan.
Assiten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih menyatakan, pencapaian pemasangan QRIS telah mencapai dan melebihi tarjet, selain itu 94% dari total 12 juta lebih Qris yang telah dibuat adalah UMKM. [rif]
