Menunjukkan bahwa tujuan hidup ini adalah bagaimana kita memandang dunia secara bijak, memandang penderitaan-penderitaan lebih luas lagi dan menganggap itu tidak penting. Hingga segala sesuatu kecemasan tersebut akan luntur dan menjadi sebuah motivasi diri untuk lebih maju dari pada lingkungan sekitar.
Sehingga menempatkan diri untuk bersikap Elit, dalam penggambarannya bangsawan Inggris menyebutnya dengan ungkapan “stiff upper lip” atau bibir yang lempeng lurus dan berarti sebuah ketenangan.
Karena pada dasarnya citraan itu adalah yang diimpikan para bangsawan Inggris penganut Stoik ini. Seperti saat Welington di serbu tentara Napoleon yang tetap bersikap biasa-biasa dan memandang masa bodo atas serbuan tentara-tentara ataupun amuk masa tersebut.
Sehingga gaya Etika berpikir Stoik ini sangat tepat untuk diterima oleh kalangan quarter life mengingat semakin ruwetnya dunia dan bagaimana cara mengelola harapan agar tidak kandas. Serta tetap berpikir tenang bahwa segala penderitaan-penderitaan adalah hal yang tidak penting untuk direnungkan, lebih baik bersikap “bodo amat” atas penderitaan ataupun kesengsaraan.
Begitu juga selalu berpikir logis bahwa mengingat segala sesuatu telah ditetapkan Tuhan. Hingga bagaimana kita mengambil peran atas sandiwara didunia ini tanpa terpengaruh hiruk pikuk dunia yang malah menjadikan krisis eksistensi diri.