Biografi penulis kitab Al-Hikam dan tokoh Tarekat Syadziliyah Syekh Biografi Ibnu Atha’illah As-Sakandari
BARISAN.CO – Kitab Al-Hikam di kalangan pesantren sudah tidak asing lagi, begitu juga para penikmat ajaran tasawuf. Kajian tasawuf dan bahkan para pelaku tarekat, kitab Al-Hikam senantiasa menjadi buku induk.
Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari adalah pengarang kitab Al-Hikam. Nama lengkapnya adalah Abu al-Fadil Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Abdullah bin Isa bin Husain bin Ibnu ‘Athaillah As-Sakandari.
Beliau berasal dari bangsa Arab. Nenek moyangnya berasal dari Judzam yaitu salah satu Kabilah Kahlan yang berujung pada Bani Ya‟rib bin Qohton, bangsa Arab yang terkenal dengan Arab al-Aa‟ribah.
Kota Iskandariah merupakan kota kelahiran sufi besar ini dan pengarang kitab al-Hikam yang dikaji semua aliran tarekat. Suatu tempat di mana keluarganya tinggal dan kakeknya mengajar.
Ayah Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari semasa dengan pendiri tarekat Syadziliyah yakni Syekh Abul Hasan Al-Syadzili. Ia dibesarkan dari keluarga yang mencintai ilmu dan di lingkungan agama, dari jalur nasab ayahnya kakeknya adalah ulama ahli fikih.
Sehingga keilmuan bidang fikih mengalir pada diri Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari. Penguasaan bidang syariat, terutama persoalan fikih berlanjut hingga pada tingkatan kajian tasawuf. Meski sebenarnya kegemarannya pada ilmu tasawuf tidak begitu disukai oleh kakeknya yang ahli fikih.
Kendatipun namanya hingga kini demikian harum, namun kapan sufi agung ini dilahirkan tidak ada catatan yang tegas. Dengan menelisik jalan hidupnya DR. Taftazani bisa menengarai bahwa ia dilahirkan sekitar tahun 658 sampai 790 H.
Sebagai seoarang sufi yang alim Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari meninggalkan banyak karangan sebanyak 22 kitab lebih. Mulai dari sastra, tasawuf, fiqh, nahwu, mantiq, falsafah sampai khitobah.
Kitabnya yang paling masyhur sehingga telah menjadi terkenal di seluruh dunia Islam ialah kitabnya yang bernama Al-Hikam. Telah diberikan komentar oleh beberapa orang ulama di kemudian hari dan yang juga telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing lain, termasuk bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
Kitab ini dikenali juga dengan nama al-Hikam al-Ata’iyyah untuk membedakannya daripada kitab-kitab lain yang juga berjudul Hikam.
Pada tahun 709 H Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari meninggal dunia. Namun demikian madrasah al-Mansuriyyah cukup beruntung karena di situlah jasad mulianya berpisah dengan sang nyawa. Ribuan pelayat dari Kairo dan sekitarnya mengiring kekasih Allah ini untuk dimakamkan di pemakaman al-Qorrofah al-Kubro. [Luk]