Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Brand Indonesia Ramai Dikritik Dianggap Nebeng Nama ‘Paris Fashion Week’

Redaksi
×

Brand Indonesia Ramai Dikritik Dianggap Nebeng Nama ‘Paris Fashion Week’

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Media sosial twitter ramai membahas topik “Paris Fashion Week”. Penyebabnya lantaran banyak brand-brand lokal Indonesia yang mengaku terlibat di ajang tahunan level internasional itu.

Warganet mempertanyakan banyaknya merek-merek lokal yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan fashion namun mengklaim mengikuti Paris Fashion Week (PFW).

Padahal seleksi yang dilakukan Paris Fashion Week diketahui sangat ketat. Brand fashion dunia saja belum tentu bisa memasuki ajang yang diselenggarakan oleh Federation de la Haute Couture (FHCM) itu.

Desainer dan brand lokal tersebut ternyata tak tampil secara langsung di panggung Paris Fashion Week dan hanya menggelar fashion show di Paris, yang waktunya bersamaan dengan ajang Paris Fashion Week.

Numpang Tampil

Sejumlah artis, hingga pemerhati fashion telah memberi kritik pedas, salah satunya Wanda Hamidah. Dia menyebut para brand lokal tengah melakukan pembodohan publik lantaran ngaku-ngaku terlibat pada ajang internasional tersebut.

Lalu juga pengusaha parfum Lucky Heng yang mengaku geram karena merasa brand-brand lokal terutama yang non-fashion ini malah memalukan nama Indonesia sendiri di luar negeri.

“Saya agak marah dan sebel saja, karena I genuinely love fashion. Dan ini adalah informasi yang sebenarnya justru memalukan mengatasnamakan Indonesia kalau didengar oleh dunia luar. Singkat kata, kita ‘mengada-ada’ sendiri dan ‘hore-hore’ sendiri saja. Heboh sendiri, puji sendiri,” tutur Lucky.

Lucky mengungkapkan bahwa brand-brand non-fashion sengaja menggandeng desainer untuk numpang tampil. Dan untuk nama dan jadwal tampil di website sebenarnya bisa membayar.

“Jadi para non-fashion brands mulai dari beauty brands, Binus, Lasalle hingga Geprek Bensu ini menggandeng satu fashion designer/fashion brand untuk nebeng kategori ‘fashion’. Sehingga seolah-olah legit. Nama dan jadwal yang kita lihat tertera di beberapa media, seperti ‘Fashion Week Online’ ini pun tinggal bayar. USD 100,” ungkapnya.

“Singkat cerita, ini adalah brand-brand yang melakukan show di Kota Paris. Pada jadwalnya, bertepatan dengan tanggal ‘Paris Fashion Week’ official. Period. Just ‘Show in Paris’ BUT NOT, on ‘Paris Fashion Week,” pungkas Lucky Heng.

Tanggapan Gekraf

Menanggapi kegaduhan tersebut, Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekraf) selaku pihak yang mengajak brand-brand lokal terbang ke Paris mengklarifikasi kejadian tersebut.

Ketua Badan Komunikasi Gekraf, Riefian Fajarsyah atau yang dikenal sebagai Ifan Seventeen mengatakan memang brand-brand lokal yang berangkat ke Paris itu bukanlah untuk berpartisipasi di Paris Fashion Week.

“Tahun ini Gekraf juga Kemenpar mengajak brand-brand yang memang menurut kami kompeten untuk berangkat ke sana (Paris-red). Jadi brand-brand yang non-desain bisa berkolaborasi dengan para desainer untuk diberangkatkan ke sana,” kata Ifan dalam video yang diunggah di Instagramnya.

“Namun memang bukan di event Paris Fashion Week yang dari FHCM, that’s why we name it Gekrafs Paris Fashion Show during Paris Fashion Week,” tegasnya.

Menurut Ifan, banyak desainer dan juga brand yang tampil di Paris Fashion Week harus melalui sejumlah persyaratan dan juga kurasi. Yang tentunya tidak mudah.

Karena antusiasme yang besar, banyak ajang-ajang fashion lainnya muncul di sekitar Paris Fashion Week. Salah satunya ajang yang para brand-brand lokal ikuti Indonesia yang tampil di Gekrafs Paris Fashion Show.

Ifan mengakui banyak simpang siur yang mengklaim brand lokal telah mengikuti ajang Paris Fashion Week.

“Cuma, kalau menurutku ya, mungkin yang membuat miss di sini, pada saat brand-brand itu menyampaikan kepada KOL-KOL yang ikut ke sana, mungkin hal-hal ini yang memang kurang ditekankan. Jadi banyak sekali yang menamai kegiatan dengan Paris Fashion Week,” kata Ifan.