Scroll untuk baca artikel
Blog

Buku Biografi Dipo Alam dalam Pusaran Adab Dipimpin dan Memimpin

Redaksi
×

Buku Biografi Dipo Alam dalam Pusaran Adab Dipimpin dan Memimpin

Sebarkan artikel ini

Diskusi dan peluncuran buku biografi Dipo Alam dalam Pusaran Adab Dipimpin dan Memimpin bersama Susilo Bambang Yudhoyono, Rocky Gerung, Didik J Rachbini dan Lukman Hakim

BARISAN.CO – Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono menuturkan mengenal Dipo Alam ketika upaya menyelesaikan konflik Aceh yang telah berlangsung 30 tahun secara damai. Dipo Alam berhasil menjadi salah satu tokoh yang ikut terlibat dalam panjangnya proses perdamaian di Aceh.

“Dipo Alam Aktivis yang berjuang bagi kepentingan bangsanya, juga sebagai bagian civil society yang ingin memastikan bahwa kekuasaan di jalan secara benar dan tidak terjadi abuse of power,” terangnya pada Diskusi dan peluncuran buku biografi Dipo Alam dalam Pusaran Adab Dipimpin dan Memimpin, Senin (31/1/2022)

Menurut Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini biografi ini bagus diberi predikat, “Dipo Alam dalam 1000 Halaman Buku”.

“Dengan biografinya, Dipo Alam semakin menguatkan bahwa semua pemimpin bangsa harus bisa menulis. Bung Karno, Sjahrir, Hatta dan lain-lain semuanya menulis buku,” sambung Didik.

Sementara itu, Mantan Ketua LIPI Lukman Hakim mengatakan Dipo Alam aktivis yang konsisten, berani mengambil risiko.

“Masa Dipo Alam menjadi ketua Dewan Mahasiswa UI dia berhadapan frontal dengan Menteri Pendidikan Sjarif Thayeb dan pernah diusir keluar dari ruang pertemuan karena menentang SK 028,” terang Mantan Ketua DEMA UI.

Lain lagi dengan Rocky Gerung menurutnya menulis biografi bagi aktivis amat penting karena bisa dijadikan bacaan berguna bagi para generasi penerus.

Rocky menambahkan berbahayanya aktivis-aktivis yang tidak bisa mendisiplinkan pengetahuan adalah dia akan mudah diangkut-angkut untuk kepentingan kekuasaan belaka.

“Berbeda dengan aktivis sejati yang selalu memperjuangkan keadilan dan ditandai dengan pemikiran-pemikiran tajam dan cerdas,” ujar Rocky. [Luk]

Hubungan Benny dan Habibie dalam Buku Biografi Dipo Alam

Dalam buku biografinya, Dipo Alam menceritakan berbagai kesaksian penting yang sebagiannya belum pernah dituliskan orang lain. Misalnya, tentang bagaimana “perseteruan” antara Benny Moerdani dengan B.J. Habibie.

Dipo menulis, setelah menyaksikan gelaran Indonesia Airshow 1986, Presiden Soeharto tertarik untuk memperkuat kekuatan tempur Angkatan Udara. Sebagai langkah strategis untuk memperbaiki alutsista angkatan perang Indonesia. Pak Harto ingin agar TNI AU memiliki pesawat tempur jenis fighter.

Atas keinginan Presiden tersebut, Benny, yang ketika itu menjabat Menhankam/Pangab, mengajukan Mirage 2000, pesawat tempur buatan Perancis, sebagai pilihan untuk TNI AU. Benny kemudian menyampaikan rencana pembelian Mirage 2000 itu kepada Presiden Soeharto.