Khutbah 1
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلالا إله إلا الله و الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
الله أكبر كلما أورق عود و أثمر , وهلل مهلل وكبر , وصام صائم وفي مثل هذا اليوم العظيم أفطر .
الله أكبر … 3 … فسبحان الله حين تمسون وحين تصبحون , وله الحمد في السموات والأرض وعشيا وحين تظهرون يخرج الحي من الميت ويخرج الميت من الحي ويحي الأرض بعد موتها وكذلك تخرجون .
الحمد لله الملك القادر , الحليم الساتر , الذي ليس لإبتدائه أول ولا لإنتهائه أخر. سبحانه وتعالى وهو الملك القادر.
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له , شهادة تنجي قائلها من هول المقابر. وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله
الذي اتخذ الله من أفصح القبائل وأحسن العناصر.
صلى الله عليه وعلى أله وأصحابه البررة الأخيارإلى يوم الأخر, وسلم تسليما كثيرا أما بعد
Hadirin jamaah shalat Idul fitri yang dirahmati Allah SWT…
Dalam waktu yang hampir bersamaan, gema takbir, tahmid, tasbih dan tahlil membahana di seluruh dunia. Yang mengesankan bahwa penghuni planet bumi ini mengakui dengan pengakuan yang jujur bahwa : hanya Allah saja yang besar, yang lain kecil, hanya Allah saja yang selalu terpuji, yang memiliki segala kesempurnaan, hanya Allah swt saja yang suci dari segala sifat yang kurang, dan hanya Allah saja yang Esa yang tidak butuh akan selainnya.
Bersyukur dan berbahagia kita merasa saat ini, karena dengan izin Allah swt kita semua telah dapat menyelesaikan ibadah Ramadhan hingga akhir. Tentu dengan permohonan dan harapan semoga ibadah-ibadah ramadhan kita diterima oleh Allah swt dengan penuh cinta dan ridhoNYA, bukan ibadah-aibadah tertolak yang dicampakkan kembali ke wajah-wajah kita. Amin…..
Seiring dengan doa indah yang sering kita panjatkan untuk saudara kita “TAQABBALALLAHU MINNA WA MINKUM, MINAL ‘AIDIN WAL FAIZIN , KULLA ‘AAMIN WA ANTUM BIKHOIR” mari kita tetap berharap agar Allah swt memperkenankan kita semua bertemu dengan bulan Ramadhan, bulan penuh berkan pada tahun yang akan datang. Amiin yaa robbal alamin….
Allahu Akbar 3x….
Saudaraku kaum muslimin jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah swt….
Seiring dengan berlalunya bulan suci ramadhan, sungguh kita masih merasakan dengan kuat spirit kebaikan yang diwariskan. Sungguh, ramadhan merupakan sebuah sistem yang paripurna, sebuah madrasah ilahiyyah yang efektif, didesign langsung oleh Allah swt, untuk memproses para hambanya agar menjadi pribadi yang berkualitas baik. Sekaligus menyebarkan kebaikan-kebaikan dalam kehidupan. Sehingga tercipta kondisi kehidupan ummat manusia yang selalu menghadirkan kebaikan. Menuju kondisi ummat yang dicita-citakan, yaitu KHOIRO UMMAH , THE BEST UMMAH.
Tidakkah sebulan terakhir ini kita bisa menangkap fenomena unik dan menarik ?, sebuah fakta, betapa selama bulan suci ramadhan, semangat berbuat baik dari segenap kaum muslimin nampak jelas terlihat. Seakan bergelora menggerakkan mereka berlomba meraih berbagai kebaikan ?
Mereka berpuasa, membaca/tadarrus Al-qur’an, shalat, berdzikir, berdoa, bersedekah, menghidupkan majlis ilmu, iftthar jama’i, dll. Nyaris tiada henti, silih berganti. Tidak hanya di masjid, di rumah, di kantor, bahkan di ruang-ruang publik. , bahkan diri kita mengalami dan merasakan secara langsung hal tersebut.
Inilah sifat mukmin sejati, yang selalu merasa haus akan kebaikan. Saat ia meraih satu kebaikan, ia akan berbahagia, dan kebahagiaan itulah yang mendorongnya untuk mendapat kebahagiaan yang lebih. bukan puas dengan apa yang telah didapatnya lalu meninggalkannya.
Secara fitrah, hal ini mirip pedagang yang telah mendapat untung, yang tidak pernah merasa cukup dengan apa yang telah diraih. Pedagang sejati akan terus berusaha melipatgandakan keuntungan, bahkan mengembangkan jaringan bisnisnya.
Situasi inilah yang pernah digambarkan oleh rasulullah saw. Dalam hadisnya :
(( لَنْ يَشْبَعَ مُؤْمِنٌ مِنْ خَيْرٍ حَتىَّ يَكُوْنَ مُنْتَهَاهُ الجَنَّةَ ))
” Seorang mukmin (sejati) tidak akan merasa kenyang dari kebaikan, sehinga akhirnya ia memeroleh surga” HR. At Turmuddzi.
Saudaraku kaum muslimin jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah swt….
Jika spirit kebaikan Ramadhan ini terus terjaga pada 11 bulan kedepan, sampai Ramadhan yang akan datang, tentu kebaikan-kebaikan tersebut akan menjadi keseharian kita yang terus bergulir sepanjang waktu, maka in sya Allah hal ini akan mengantarkan generasi ummat ini menjadi generasi ummat terbaik. Seperti yang dinyatakan oleh Allah swt dalam Q.S. Ali Imran : 110.
Firman Allah :
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ١١٠
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.
Sejenak mari kita renungkan hadis nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Durroh binti Abi Lahab.
عَـنْ دُرَّةَ بِنْتِ أبِي لَهَبٍ قاَلَتْ : قَامَ رَجُلٌ إِلَى النبي صلى الله عليه وسلم وَهُوَ عَلَى الْـمِـنْبَرِ , فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيُّ النَّا سِ خَيْرٌ ؟ فَقَالَ : (( خَيْرُ النَّاسِ أَقْــرَؤُهُمْ وَأَتْــقَاهُمْ لِلهِ وَأمَـرُهُمْ بِالـمَعْــرُوْفِ وَأنْـهَاهُمْ عَنِ الـمُنْكَرِ وَأوْصَـلُهُمْ لِلـرَّحِمِ )) رواه أحمد
Artinya :
“Dari Durroh binti Abi Lahab, ia menceritakan :
“Seorang lelaki berdiri mennunjukkan dirinya kepada rasulullah saw yang saat itu sedang berada di atas mimbar, lelaki itu bertanya : “wahai rasulullah, siapakah manusia yang terbaik itu ?” nabi saw menjawab : “manusia yang terbaik ialah yang paling ahli membaca Al-Qur’an dan yang paling bertaqwa kepada Allah, dan yang paling gencar melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, serta yang paling gemar di antara mereka dalam bersilaturrahmi.”. HR. Ahmad
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Hadirin jamaah shalat Idul fitri yang dirahmati Allah swt …
Mari kita renungkan kembali 4 sifat, yang disebut oleh rasulullah saw dalam hadits tersebut sebagai generasi tebaik. Seluruhnya terkait erat dengan ibadah di bulan suci Ramadhan
- Yang paling ahli Membaca Al-qur’an. => (akan melahirkan keluhuran ummat dan terlindung dari kehinaan)
Yang dimaksud adalah “Yatluunahu haqqa tilaawatihi wa ya’maluuna bimuqtadhohu” yaitu : membaca Al-Qur’an dengan sebenar-benarnya membaca, dan melaksanakan apa yang ditunutut di ddalam ayat-ayat yang dibacanya.
Setidaknya selama bulan ramadhan ini kita telah dikondisikan untuk menjadi orang yang lebih dekat dengan Al-Qur’an. Membacanya sepanjang waktu, menelaah dan mentadabburi kandungannya, dst. Inilah yang dicontohkan oleh rasulullah saw, para sahabat, para tabi’in. Mereka mencurahkan segenap jiwa, raga, fikiran, waktu, tenaga untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an. Terlebih pada bulan suci Ramadhan.
Yang demikian inilah yang akan mengantarkan seseorang menjadi paling Ahli membaca Al-Qur’an, yang akan mengangkatnya menjadi ummat terbaik.
عَـنْ عُـمَرَ ابْنِ الخَـطّابِ رَضِيَ اللهُ عَـنْهُ أنَّ الـنَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ قَـالَ : ((إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِـهَـذَا الكِـتَابِ أَقْـوَامًا وَيَـضَـعُ بِهِ أخَـرِيْنَ )) رواه مـسلم
Dari Umar bin Khattab ra. Bahwasannya nabi saw bersabda :
“ Sesungguhnya Allah akan meninggikan kedudukan bangsa-bangsa dengan sebab (membaca dan mengamalkan) kitab ini dan akan menghinakan bangsa-bangsa yang lain dengan sebab (tidak membaca dan tidak mengamalkan) kitab ini. HR. Muslim
- Yang Paling Bertaqwa kepada Allah swt. => (akan melahirkan Kehormatan dan bertambahnya kebaikan ummat)
Pribadi bertaqwa adalah hikmah penting dari ibadah puasa Ramadhan yang tertulis jelas dalam Q.S. Al Baqarah : 183, yang dirancang oleh Allah swt untuk membersihkan dan menyucikan jiwa dan mempersempit jalan-jalan syetan kedalam jiwa. Orang yang paling bertaqwa kepada Allah akan selalu menjaga hukum dan aturan Allah swt, dimanapaun, dan kapanpun, dalam situasi apapun, mudah maupun sulit, senang maupun sedih, ramai maupun sendiri. Yang demikian inilah yang akan mendapatkan kemuliaan dan penghormatan tertinggi disisi Allah swt.
Firman Allah swt. Q.S. Al-Hujurat : 13
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ
عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ ١٣
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Bahkan, Allah menjamin kehidupan yang berkah (bertambah baik) bagi kaum atau ummat yang bertaqwa
Firman Allah swt : Q.S. Al A’raf : 96
: وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ٩٦
“ Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”
Yang paling gencar amar ma’ruf (mengajak kebaikan) dan nahi munkar (mencegah kemungkaran).
- (akan melahirkan immunitas ummat dari kerusakan)
Puasa Ramadhan tak hanya menuntut kita menahan diri dari makan, minum dan hal-hal yang membatalkannya, tapi juga dituntut untuk menahan diri bahkan menjauhi dosa-dosa yang akan dapat membatalkan pahala puasa.
Kita dituntut menahan pandangan mata, telinga, lidah, dll dari hal-hal yang terlarang. Bahkan kita dilatih untuk menjauhi sekecil apapun perbuatan yang sia-sia. Yaitu yang tidak mengandung nilai pahala sama sekali, sekalipun boleh dilakukan.
Pada saat yang sama Setiap saat kita dikondisikan untuk membasahi lidah kita dengan dzikir dan doa, menjauhkan lidah dari pembicaraan dusta dan bohong. Mengarahkan pandangan mata tertuju kepada ayat-ayat Al Qur’an dan terjaga dari segala yang diharamkan. Melangkahkan kaki kita menuju masjid. Menggerakkan tangan kita banyak memberikan sedekah dan seterusnya.
Inilah proses immunisasi jiwa agar memiliki daya tahan dari setiap gangguan dan perusakan yang datang dari eksternal.
Tentu setelah semua efektif untuk pribadi kita, selanjutnya kita efektifkan juga untuk orang-orang di sekitar kita.
Perilaku ini yang akan menguatkan predikat KHOIRO UMMAH, serta mengundang Allah swt campur tangan membentengi kebaikan ummat ini dari berbagai keburukan, musibah serta fitnah.
Namun sebaliknya jika ummat mengabaikan amar ma’ruf dan mendiamkan yang kemunkaran, lambat laun ummat yang terhormat ini akan terhina oleh berbagai fitnah dan kerusakan.
Firman Allah swt :
وَٱتَّقُواْ فِتۡنَةٗ لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمۡ خَآصَّةٗۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ٢٥
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”.
- Yang paling gemar bersilaturrahim => (akan melahirkan persatuan ummat).
Dalam hadis yang cukup panjang, rasulullah saw menamai bulan Ramadhan ini dengan sebutan “ syahrul muwasaat”, yaitu bulan kepedulian.
Diantara kebaikan yang banyak dianjurkan para ulama memperbanyak infaq dan sedekah, memudahkan urusan keluarga, dan menjamu orang lain berbuka puasa.
Bahkan raslullah saw menyontohkan kedermawanan yang luar biasa sekaligus mendorong ummatnya untuk banyak berbagi. Puncak kedermawanan nabi Muhammad saw adalah ketika bulan ramadhan, saat berjumpa malaikat Jibril as. Bahkan lebih cepat dari angin yang berhembus. Artinya kedermawanan beliau dirasakan sangat mudah oleh banyak sekali kalangan.
Memberi adalah media paling efektif untuk bersilaturrahmi. Bahkan kepada mereka yang renggang karena adanya kebencian, mudah dihilangkan dengan berbagi.
Momentum ini banyak sekali dilakukan selam bulan suci Ramadhan.seakan mereka berlomba untuk saling berbagi. Sehingga rasa cinta tumbuh bersemi di kalangan ummat.
Kata mutiara : تَـهَادُّوْا تَـحَـابُّوْا ( saling berbagi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai)
CINTA, inilah kata kunci yang mengikat hati-hati ummat, sehingga menjadi satu hati, yang akan melahirkan banyak kebaikan bagi ummat.
Dari tali Cinta akan lahir saling memahami keadaan dan kondisi saudara lain, saling peduli dengan saudara yang kesulitan, saling menjaga dan menguatkan ketika saudara lain melemah, saling menghargai, saling memaafkan, saling mengalah.
Sehingga akan tercipta UKHUWWAH atau persaudaraan. Ukhuwwah nasabiyyah (karena nasab/kerabat), ukhuwwah Islamiyyah (karena saudara seagama), bahkan ukhuwwah basyariyyah (karena saudara sesama manusia).
Ummat akan baik jika mereka bersatu. Ummat akan bersatu, jika mereka merasa bersaudara. ummat akan bersaudara, jika diikat dengan cinta. ummat masih akan saling cinta, jika mereka satu hati. Ummat akan sehati, jika masih terjalin silaturrahmi.
Hadits nabi riwayat Ahmad :
عـن الـنـعـمان بن بـشـير رضي الله عنه عـن الـنبي صلى الله عـليه وسـلم قـال : ((الـجَـمَـاعَةُ رَحْـمَـةٌ وَالـفُـرْقَةُ عَـذَابٌ )) رواه أحمـد
“ Dari An Nu’man bin Tsabit ra. Dari nabi Muhammad saw besabda : “ Berhimpun (dalam satu barisan) adalah rahmat, dan perpecahan itu adzab bencana)” H.R. Ahmad
Oleh karena itu khotib ingin mengajak dengan sepenuh hati, untuk terus menambah kebaikan meski Ramadhan telah mulai menjauh, minimal mempertahankan kebaikan yang telah kita raih. Perlu dicatat bahwa hidup yang sekali di dunia ini, hanya sementara dan sebentar. Jika yang sebentar dan sekali ini sia-sia, maka tak ada kebaikan yang dapat diharap dari hidup hakiki di akhirat kelak. Kehidupan masyarakat yang baik hanya bisa dibentuk oleh individu-individu yang merindukan kebaikan pula.
Secara ringkas ada 4 kebaikan yang telah diwariskan Ramadhan sebagai momentum perubahan pribadi berkarakter islami:
- Membaca Al-qur’an sampai menjadi paling ahli => (akan melahirkan keluhuran ummat dan terlindung dari kehinaan)
- Bertaqwa kepada Allah swt => (akan melahirkan Kehormatan dan bertambahnya kebaikan ummat)
- Gencar amar ma’ruf (mengajak kebaikan) dan nahi munkar (mencegah kemungkaran).
(akan melahirkan immunitas ummat dari kerusakan)
- Gemar bersilaturrahim => (akan melahirkan persatuan ummat).
Jika setiap pribadi siap memelihara 4 hal tersebut dalam keseharian hidup sementara dan sekali ini, insya Allah Ramadhan ini benar-benar telah memberi makna yang mendasar bagi terciptanya keluarga-keluarga yang baik, masyarakat yang baik, bangsa dan negara yang baik. dan hasil tanaman dunia ini kelak akan kita nikmati saat kembali kehadirat Allah swt.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم ، أقول قولي هذا فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم