Jeff berharap anak-anak muda ini terus menyosialisasikan pesan toleransi kepada semua orang di Indonesia.
Sejak 2020, CREATE menggunakan pendekatan seni-budaya untuk meningkatkan toleransi di lingkungan sekolah. Setelah 3 tahun, CREATE menjangkau 194 SMA dan Madrasah, 23 di antaranya mendapatkan pendampingan program intensif di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Kurator pameran CREATE, Angga Wijaya menjelaskan para siswa sekolah menengah atas diajak untuk mengunjungi tempat yang belum pernah dikenali sebelumnya seperti komunitas yang termarjinalkan dan rumah ibadah tertentu.
“Mereka merefleksikan persoalan tersebut melalui beragam media seni seperti fotografi, tari, kabaret, drama musikal, puisi, komik, poster, lukisan, dan seni instalasi mix media. Melalui pengalaman berproses di CREATE, para siswa menjadi dapat memahami keberagaman dan nilai-nilai kesetaraan,” terangnya.
Selain menampilkan beragam karya seni yang dibuat oleh siswa sebagai seniman muda, pameran ini juga memaparkan temuan-temuan kunci untuk lebih memahami nilai-nilai toleransi di sekolah.
Sebab sudah sepatutnya institusi pendidikan menjadi tempat yang aman dan inklusif bagi semua warga dan lingkungan sekolah. Begitu pula dengan seni sebagai praktik kreatif, sudah seharusnya dapat menyalurkan gagasan kritis agar lebih bermakna dan membawa perubahan.
“CREATE Moments: Pameran Seni Siswa Nasional untuk Toleransi, Anti Kekerasan, dan Keberagaman” dapat dikunjungi secara gratis oleh masyarakat umum. Selain dilaksanakan secara luring, pameran ini juga dilaksanakan secara virtual. Pameran virtual CREATE bisa diakses secara gratis oleh masyarakat umum mulai tanggal 1-10 Desember 2022. [Luk]