Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Dengan Piramida Keuangan untuk Menyiapkan Dana Darurat

Redaksi
×

Dengan Piramida Keuangan untuk Menyiapkan Dana Darurat

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Dalam sehari-hari, setiap orang mesti bergelut dengan keputusan-keputusan dalam mengelola keuangan. Keputusan-keputusan itu tentu tidak boleh diambil secara serampangan karena bisa amburadul jadinya. Itulah mengapa pengelolaan keuangan tidak boleh disepelekan.

Mengelola keuangan tidaklah gampang, apalagi selama ini tidak pernah diajarkan di dalam pendidikan formal. Padahal, keberhasilan dalam mengelola keuangan berdampak signifikan terhadap kesejahteraan hidup.

Oleh karena itu, mula-mula harus dipahami bahwa mustahil keberhasilan mengelola keuangan tanpa dilandasi perencanaan yang matang dan pengetahuan yang memadai. Sebab, gagal merencanakan artinya merencanakan untuk gagal.

Perencanaan nantinya akan dipilah menjadi rencana jangka pendek dan panjang serta menentukan hal-hal yang diprioritaskan. Untungnya, dalam perencanaan keuangan, terdapat piramida yang menyederhanakan skala prioritas secara hirarki ke dalam dua level; fondasi keuangan dan tujuan keuangan. Seperti pendekatan Maslowian, piramida keuangan adalah guideline aktualisasi manusia, dimulai dari kebutuhan dasarnya terlebih dahulu sebelum menjejakkan kaki selanjunya ke level eksistensi yang lebih tinggi.

Fondasi Keuangan

Ibarat bangunan yang tetap berdiri kokoh karena fondasi yang kuat, maka perencanaan keuangan juga harus demikian. Pengelolaan keuangan yang sehat juga dikarenakan fondasi keuangan yang kuat. Pertama, terindikasi dari cash flow yang positif, yakni pendapatan lebh besar dari pengeluaran.

Kemudian, ketersediaan dana darurat sebagai dana yang dialokasikan untuk kondisi darurat, semisal biaya pengobatan sakit, kacamata rusak, dan yang lainnya. Besaran dana darurat bersifat variatif disesuaikan dengan profil seseorang, makin besar jumlahnya maka semakin aman. Tapi paling tidak besaran dana darurat itu senilai pengeluaran 3 bulan.

Misalkan, pengeluaran bulanan rata-rata 3 juta rupiah, maka dana darurat yang dikumpulkan paling tidak 9 juta rupiah. Untuk mengumpulkannya dapat disiasati dengan menyisihkan 5% dari pendapatan per bulan hingga terkumpul sesuai target dana darurat tersebut.

Dengan begitu, maka tidak perlu sering-sering membongkar tabungan yang sudah susah payah dikumpulkan. Tapi, cukup dengan mengambil dana darurat untuk membayarnya sehingga meminimalisir uang tabungan tersedot banyak untuk memenuhi kebutuhan.

Tujuan Keuangan

Dengan fondasi yang kuat, selanjutnya naik level menuju struktur piramida “tujuan keuangan”. Di level ini, setiap orang mempunyai tujuan keuangan yang variatif. Ada yang memiliki tujuan keuangan untuk dana pensiun, pendidikan anak, membangun atau membeli rumah, bahkan ada yang sekedar hanya ingin berlibur.

Oleh karena itu, meski sama-sama mengenakan piramida keuangan untuk merencanakan keuangan, tapi dalam realisasinya setiap orang punya interpretasi masing-masing untuk fondasi dan tujuan keuangan. Maka, sebaiknya mulailah untuk melakukan cross check piramida keuangan versi pribadi masing-masing.

Misalkan, masih bergelut di level fondasi keuangan, jangan menyerah. Tak ada yang instant. Ibarat, makan gajah dan ayam. Beda jauh besarnya, tapi sama cara makannya, dikunyah sedikit demi sedikit. Mulailah dari yang paling dibutuhkan walau itu langkah kecil. [rif]