Scroll untuk baca artikel
Blog

Deretan Skandal Presiden FIFA Gianni Infantino

Redaksi
×

Deretan Skandal Presiden FIFA Gianni Infantino

Sebarkan artikel ini

Namun, selain tinggal di Qatar yang menimbulkan kontroversi, berikut ini deretan skandal dari Gianni Infantino:

  1. Panama Papers

Skandal pertamanya ketika namanya masuk dalam Panama Papers, lebih dari 11 juta dokumen yang mengungkap jaringan lebih dari 214.000 suaka pajak yang melibatkan orang dan entitas dari 200 negara berbeda.

Dokumen itu mengungkapkan, UEFA mengadakan kesepakatan kepada perusahaan lepas pantau dengan beberapa dari mereka yang dituduh menjadi FIFA Gate. Kontrak yang berlangsung dari tahun 2003 hingga 2006 itu ditandatangani Gianni.

Tentu saja, UEFA dan Gianni Infantino membantahnya.

“Saya prihatin dan tidak akan menerima bahwa area tertentu dari media mempertanyakan integritas saya, terutama karena UEFA telah mengungkapkan secara detail semua fakta terkait kontrak ini,” jelas Gianni.

  1. Mendukung Piala Dunia setiap 2 tahun

Pernyataan yang paling kontroversial adalah perlunya menyelenggarakan Piala Dunia setiap dua tahun sekali.

Dia berulang kali meyakinkan, hal itu diperlukan untuk menjaga perhatian para penggemar yang lebih muda.

Namun, pengkritiknya berpendapat, Gianni ingin menghasilkan lebih banyak pendapatan bagi FIFA. Menurut mereka, perubahan ini bisa membuat Piala Dunia kurang relevam di mata publik.

Di sisi lain, kesehatan para pemain juga akan terpengaruh karena tidak punya waktu untuk pulih dari berbagai kompetisi.

Hal yang perlu diingat adalah 95 persen pendapatan FIFA berasal dari penjualan hak televisi, pemasaran, hotel, dan hak lisensi terkait Piala Dunia FIFA. Maka, tidak mengherankan jika Gianni ingin melakukannya lebih sering.

  1. Nyaman dengan sportswashing

Sportswashing adalah teknik yang digunakan negara yang dituduh melakukan pelanggaran HAM. Ini tentang membersihkan citranya dengan menyelenggarakan acara olahraga.

Dalam kasus Gianni, dia tidak mempermasalahkan berbagai pelanggaran HAM yang terjadi di Qatar. Dia bahkan belum meminta investigsi tentang hal itu.

Negara itu dituduh dengan berbagai pelanggaran. Tetapi, bagi Gianni, Piala Dunia akan menajdi perayaan sepak bola dan inklusi sosial.

  1. Tuntutan penyalahgunaan wewenang

Munurut informasi dari Le Monde dan surat kabar Jerman, Süddeutsche Zeitung (SZ), proses pidana terhadap Gianni dibuka pada Juli 2022 di Swiss karena hasutan untuk menyalahgunakan wewenang, melanggar kerahasiaan, dan menghalangi proses pidana secara tidak terduga dipercepat.

Dua jaksa yang bertanggung jawab atas penyelidikan ini, Ulrich Weder dan Hans Maures telah memperluas penyeledikannya ke jaksa federal Swiss. Hakim anti korupsi di Kantor Kejaksaan Konfederasi Swiss, Cedric Remund disidangkan pada Jumat (26/8/2022) setelah diperingatkan tentang tiga pertemuan rahasia (tanpa risalah pendukung) pada 2016-2017 antara Gianni dan mantan Jaksa Agung Swiss, Michael Lauber.