Scroll untuk baca artikel
Blog

Desa Wadas Memanas, Begini Kronologi Pengepungan Aparat di Lokasi Penambangan

Redaksi
×

Desa Wadas Memanas, Begini Kronologi Pengepungan Aparat di Lokasi Penambangan

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Ribuan aparat menyambangi Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah pada Selasa (8/2/2022). Kedatangan aparat kepolisian tersebut juga diwarnai dengan penangkapan beberapa warga Wadas.

Ribuan polisi itu awalnya ingin melakukan pengamanan terhadap rencana pengukuran lahan yang akan menjadi lokasi penambangan batuan andesit sebagai material pembangunan Bendungan Bener.

Rencananya pengukuran akan berlangsung selama tiga hari, yaitu pada 8-10 Februari 2022. Adapun jumlah bidang yang diukur sekitar 450 bidang. Pihak BPN membagi 10 tim dalam setiap proses pengukuran.

Kendati demikian, sejumlah aparat justru dikabarkan melakukan penyisiran desa (sweeping) dan menurunkan banner penolakan warga atas tambang batu andesit. Selain itu, aparat juga mengejar beberapa warga Wadas, melakukan penangkapan, serta mengepung sejumlah rumah warga dan juga kawasan masjid.

Kronologi Petugas Gabungan Kepung Desa Wadas

Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempa Dewa) pun merilis kronologi pengepungan aparat terhadap Desa Wadas.

Itu berawal pada Senin (7/2/2022) siang, saat ribuan aparat kepolisian mencoba memasuki Desa Wadas. Mereka berbaris di Purworejo dan mendirikan tenda di Lapangan Kaliboto yang berlokasi di belakang Polsek Bener.

Pada malam hari, terjadi pemadaman listrik di Desa Wadas. Pemadaman ini dilaporkan hanya terjadi di Desa tersebut, sementara desa-desa lainnya tetap menyala.

Selasa (8/2/2022) pukul 07.00 WIB, seorang warga Wadas bersama istrinya yang hendak menuju kota Purworejo menyempatkan diri melihat kondisi di sekitar Polsek sambil sarapan. Tiba-tiba sejumlah polisi mendatangi keduanya.

Beberapa polisi ini lantas membawa keduanya ke Polsek Bener. Sang istri kemudian melarikan diri dan kembali ke Wadas. Sang suami yang ditinggal hingga kini dilaporkan masih ditahan pihak kepolisian.

Sejam kemudian, pasukan polisi bersenjata lengkap dengan anjing-anjingnya melakukan apel di Lapangan Kaliboto. Pukul 09.00 WIB, tim pengukur dari Kantor Pertanahan Purworejo mulai memasuki Desa Wadas.

Pukul 09.30 WIB, polisi sudah memadati akses masuk ke Desa Wadas di sekitar polsek Bener. Sekitar pukul 10.00 WIB, beberapa mobil polisi tampak memasuki Wadas dengan aparat yang mencopoti poster-poster berisi penolakan warga terhadap penambangan di Desa Wadas.

Pukul 10.48 WIB, aparat memasuki Desa Wadas menggunakan motor, mobil, dan jalan kaki. Tengah hari, polisi mengepung dan menahan warga yang sedang mujahaddah di masjid. Sementara proses pengukuran di hutan tetap berjalan.

Dan pada pukul 12.24 WIB, aparat dilaporkan mendatangi ibu-ibu yang sedang membuat makanan di posko-posko jaga. Mereka dilaporkan merampas semua barang ibu-ibu di posko tersebut.

Ganjar Diminta Hentikan Pembangunan Tambang

Dalam kejadian para warga Desa Wadas banyak mengambil gambar serta video yang disebarkan di sejumlah akun media sosial. Salah satunya adalah akun Twitter @Wadas_Melawan.

Akun tersebut juga memposting foto orang yang dinyatakan hilang berinisial MS.

Pada postingan bertuliskan, “Salah satu warga Wadas pagi ini ditangkap paksa tanpa adanya kesalahan apapun saat makan di warung, saat ini warga tersebut dibawa ke Polsek Bener.” “Kondisi saat ini, internet di Wadas juga sedang down, sehingga menyulitkan berkabar di media sosial.”

Akibat kejadian ini, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mengecam dan menuntut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kapolda Jateng untuk menghentikan pengukuran dan rencana pembangunan tambang di Desa Wadas.

“Kami menuntut agar apara kepolisian ditarik dari Desa Wadas, dan membebaskan semua warga Wadas yang ditangkap oleh Polres Purworejo,” kata Ketua Umum YLBHI, Muhammad Isnur.