“Indonesia harus belajar menanamkan jiwa kompetitif ini. Pendidikan kita belum cukup membentuk mental yang siap bersaing secara global. Ini PR besar kita bersama,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidullah Shodaqoh, menyambut baik dialog tersebut.
Ia merasa kunjungan ini membawa banyak wawasan penting, khususnya bagi pengembangan pendidikan pesantren dan akses santri ke dunia luar.
“Saya sangat bersyukur. Informasi dan pengalaman ini sangat berharga bagi kami, terutama untuk menyiapkan para santri agar kelak bisa belajar ke luar negeri,” kata Kiai Ubaid, sapaan akrabnya.
Lebih dari itu, Kiai Ubaid melihat bahwa sinergi antara pengurus NU di luar negeri dengan PWNU di Indonesia akan membuka banyak peluang, tidak hanya dalam ranah pendidikan, tetapi juga pengembangan teknologi.
“Pak Zainal ini lulusan ITB, jadi saya kira kita juga bisa berbicara banyak tentang teknologi pendidikan, tidak hanya kurikulum,” imbuh pengasuh Majelis Suluk Senen Pahingan itu.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, turut hadir sejumlah tokoh pendidikan dan NU Jawa Tengah, di antaranya Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Helmy Purwanto, jajaran dosen Fakultas Teknik Unwahas, Dosen UNDIP Semarang, Wakil Katib PWNU Jateng KH Hudalloh Ridwan, serta Ketua LTNNU Jateng, Syamsul Huda.
Tampak pula sejumlah alumni ITB seperti Muhammad Imam Mudzakir, Muhammad Nur Ihsan, Ketua Penyelenggara Suluk Senen Pahingan Beno Siang Pamungkas, hingga kalangan muda dari komunitas Santri Bajingan dan personel band Kaukab. []
