Scroll untuk baca artikel
EkonomiTerkini

Digitalisasi Sistem Pembayaran, Isu Strategis di Rangkaian Gelar G20

Redaksi
×

Digitalisasi Sistem Pembayaran, Isu Strategis di Rangkaian Gelar G20

Sebarkan artikel ini

Meningkatnya transaksi dari QRIS memberi pengaruh besar pada pemulihan ekonomi nasional. Dari 82% merchant pengguna QRIS merupakan usaha kecil dan menengah.

BARISAN.CO – Digitalisasi pembayaran menjadi salah satu isu strategis di agenda G20. Hingga, menjadi tema salah satu webinar pada rangkaian gelar G20 yaitu ‘Casual Talks on Digital Payment Innovation’.

Digitalisasi menjadi peran penting untuk pemulihan akibat badai pandemi. Digitalisasi pembayaran menjadi trobosan Bank Indonesia, dalam merumuskan strategi percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan beberapa urgensi dari transformasi pembayaran digital. Pada Webinar ‘Casual Talks on Digital Payment Innovation’. Merupakan rangkaian agenda G20 secara virtual, Senin (14/2/2022)

“Pertama, percepatan konsolidasi industri sistem pembayaran yang terdiri atas perbankan maupun fintech. Kedua, pengembangan infrastuktur sistem pembayaran yang terintegrasi, mendukung interoperabilitas dan interkoneksi. Dengan inisiatif berupa Standar Open API Pembayaran (SNAP), ekspansi 15 juta pengguna QRIS dan BI-FAST. Ketiga, sinergi dan koordinasi yang mencakup elektronifikasi, integrasi transformasi, serta digitalisasi UMKM,” ungkapnya.

Perry juga menyampaikan bahwa sampai saat ini layanan digital berkembang baik. Terutama dalam menyediakan sistem pembayaran bagi ritel.

Dengan digitalisasi pembayaran agar menciptakan sistem pembayaran yang praktis, lebih aman, dan menjangkau berbagai kalangan.

“Saya berterima kasih kepada rekan-rekan bankir untuk digitalisasi, dan anda semua maju dengan sangat baik dalam layanan perbankan digitalisasi,” jelas Perry.

Selanjutnya, Perry mengungkapkan mengenai kunci penting dari digitalisasi pembayaran, yaitu keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko, serta mewujudkan sistem pembayaran digital lintas mancanegara.

“Dalam kondisi saat ini, kolaborasi dan aksi bersama antara negara berkembang dan negara maju kian penting sejalan dengan tujuan dari G20. Di sisi domestik, berbagai strategi akan efektif apabila seluruh pemangku kepentingan bekerja sama melalui pendekatan yang inovatif dan kolaboratif,” Ujar Perry.

Tujuannya dengan membuat alat pembayaran yang semakin mudah serta cashless maka memberi dampak terhadap kemudahan bertransaksi.

“Tahun lalu merchant pengguna QRIS mencapai 12 juta dan tahun ini bersama kita targetkan tambahan 15 juta pengguna baru,” ungkap Perry.

Selanjutnya, Perry menyatakan meningkatnya transaksi dari QRIS, memberi pengaruh besar pada pemulihan ekonomi nasional. Faktanya, dari 82% merchant pengguna QRIS merupakan usaha kecil dan menengah.

“Mari kita lakukan digitalisasi semua ekonomi untuk pemulihan bersama,” terang Perry. [rif]