Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Direktur CELIOS: Influencer, Penyebab Matinya Meritokrasi

Redaksi
×

Direktur CELIOS: Influencer, Penyebab Matinya Meritokrasi

Sebarkan artikel ini

“Karena belum tentu juga mobilnya, mobil dia, tapi bisa jadi mobil Ferrari-nya, mobil Ferrari sewaan. Sementara, mereka yang memang ekspert di bidangnya, kemudian memang merintis secara step-by-step itu tidak kelihatan karena tertutup dengan pencitraan-pencitraan yang sebenarnya menyesatkan,” kata Bhima kepada Barisanco, Selasa (8/3/2022).

Meritokrasi memang sering kali menjadi masalah. Terkadang orang miskin yang menjadi sukses dan kaya dianggap menginspirasi. Padahal, media sosial bisa saja menipu.

Bhima mengingatkan pentingnya mengedukasi masyarakat apabila ingin berinvestasi harus menyerahkan pada ahlinya dari lembaga formal, bukan yang abal-abal.

“Bukan ke influencer yang instan pamer kekayaan. Sekarang, kalau mereka investor, harusnya yang dipamerkan bukan kekayaannya , tapi cara dan mereka memperoleh kekayaan itu,” tambahnya.

Bhima memperkirakan ini menjadi pertanda matinya masyarakat dari meritokrasi di era media sosial. Sehingga, dia menyarankan agar masyarakat lebih banyak mengedukasi diri sendiri dengan melakukan riset agar tidak mudah terpengaruh.

Dia melanjutkan orang yang mengaku menerbitkan token kripto seharusnya dari developer coding, paham digitalisasi, serta blockchain.

“Salah total kalau itu malah dari kalangan influencer. Jadi, saya kira itu yang perlu kita kembangkan lagi ke masyarakat,” lanjut Bhima.

Namun, dia ragu akan berhasil, sebab masalah meritokrasi ini dicontohkan juga oleh orang yang inkompeten, akan tetapi mengambil jabatan-jabatan strategis di pemerintahan.

“Melihat dia bisa, jadi akhirnya banyak yang ambil jalan instan dan singkat. Tidak mau memahami prosesnya,” tuturnya. [rif]