Scroll untuk baca artikel
Terkini

Dokter Terawan Dipecat dari Keanggotaan IDI, Metode Cuci Otaknya Tuai Kontroversi

Redaksi
×

Dokter Terawan Dipecat dari Keanggotaan IDI, Metode Cuci Otaknya Tuai Kontroversi

Sebarkan artikel ini

Nama Dokter Terawan sering kali diterpa kontroversi. Sebelum menjadi penggagas Vaksin Nusantara yang menuai banyak kontroversi, sosok Terawan lebih dulu mendapat kritik soal penemuannya terkait Metode Cuci Otak.

BARISAN.CO – Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) memberhentikan mantan Menteri Kesehatan RI Prof Dr dr Terawan Agus Putranto, SpRad(K) sebagai anggota IDI.

Keputusan itu dibacakan dalam Muktamar ke-31 IDI di Banda Aceh pada Jumat (25/3/2022).

Pertama, meneruskan hasil keputusan rapat sidang khusus MKEK yang memutuskan pemberhentian permanen secara permanen kepada Prof Dr dr Terawan Agus Putranto, SpRad(K) sebagai anggota IDI,” isi putusan yang dikutip dari akun Instagram @pandu.riono pada Jumat (25/3/2022).

Kedua, pemberhentian tersebut dilaksanakan oleh PB IDI selambat-lambatnya 28 hari kerja. ketiga, Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,” katanya.

Belum diketahui alasan pasti keputusan dikeluarkannya dokter Terawan dari IDI. Namun sebelum menjabat Menkes, dokter Terawan namanya pernah ramai diberbincangkan karena kontroversinya.

Kontroversi Metode Cuci Otak

Sebelum menjadi penggagas Vaksin Nusantara yang menuai banyak kontroversi, sosok Terawan lebih dulu mendapat kritik soal penemuannya terkait Metode Cuci Otak.

Dalam temuannya, Ia menggunakan metode baru untuk menangani pasien stroke yang disebut dengan terapi cuci otak dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram). Metode ini telah menyembuhkan 40 ribu pasien.

Dokter Terawan mengungkap metode yang dilakukan yakni dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh di area otak. Ia juga memasukkan cairan Heparin yang bisa memberi efek anti pembekuan darah di pembuluh darah.

Metode pencucian otak atau metode DSA, Dr Terawan kemudian melambung bahkan telah digunakan di Jerman. Metode pengobatan tersebut mendapat nama paten ‘Terawan Theory’.

Namun karena tak banyak komplain dari masyarakat, Ia beranggapan bahwa tak ada masalah dengan Metode Cuci Otak yang diterapkannya sejak 2005 itu.

Terkait Metode Cuci Otak, temuan tersebut ternyata menuai kontroversi. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bahkan mengecam keras metode tersebut. IDI memberikan sanksi berupa pemecatan selama 12 bulan dari keanggotaan, terhitung dari 26 Februari 2018 hingga 15 Februari 2019.

Tak hanya itu, IDI juga mencabut izin praktek dokter. Keputusan tersebut diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan Terawan dianggap melakukan pelanggaran etika kedokteran.

Profil Terawan

Terawan merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM), Yogyakarta. Usai mendapat gelar dokter, Ia melanjutkan studi di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya.

Pria kelahiran Yogyakarta, 5 Agustus 1964 ini lulus sebagai Dokter Spesialis Radiologi. Kariernya pun semakin cemerlang saat mengabdi sebagai dokter TNI Angkatan Darat (AD).

Ia sempat menduduki Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Pada 2019 Ia pensiun dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal TNI.

Setelah pensiun dari dokter militer, Ia menjabat sebagai Menteri Kesehatan Kabinet Jokowi Jilid II selama setahun. Namun karena dianggap kurang berhasil dalam menangani Pandemi Covid-19 yang terjadi hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia, posisinya akhirnya digantikan Budi Gunadi Sadikin. [rif]