BARISAN.CO – UMKM mestilah menjadi tanggung jawab bersama untuk saling membangun, ditambah UMKM sebagai penopang perekonomian bangsa. Bank DKI sebagai Bank Pembangunan Daerah BPD akan terus berkolaborasi dengan meningkatkan penetrasi penyaluran kredit ke segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Upaya tersebut sebagai upaya dorong potensi UMKM dengan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Jak Ema (Ekosistem Mikro Amanah), yang realisasinya semakin tumbuh pesat.
Hal itu disampaikan Babay Parid Wazdi, Direktur Ritel dan Syariah, pada acara Peningkatan Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan Kota Jakarta Selatan, di Balai Sudirman Saat ditemui tim Barisan co, Minggu (16/9/2022).
“Bank DKI mendapat kepercayaan untuk menyalurkan KUR sebesar 1 triliun pada tahun ini. Pertumbuhan Posisi September ini, pada minggu ke dua, kita sudah menyalurkannya sekitar Rp 650 miliar. Setelah porsi tersebut tersalurkan maka kita akan ajukan untuk penambahan Rp 250 miliar pada anggaran tahun ini,” tuturnya.
Selain itu menurut Babay untuk lebih mendukung pelaku usaha mikro lingkup pemerintahan daerah, dari level RT RW dan ekosistem yang ada di kelurahan, agar turut berkembang roda perekonomiannya. Bank DKI menawarkan produk Jak Ema, produk pembiayaan tanpa agunan, dengan plafon maksimal 25 Juta.
“Dalam rangka berkontribusi lebih terhadap pelaku usaha mikro yang membutuhkan suntikan cash flow dengan nominal rendah, serta tanpa agunan, kami menyediakan produk Jak Ema sebagai solusi untuk pelaku usaha mikro mendapatkan pembiayaan tersebut. Dan kami sasarkan kepada ekosistem lingkup kelurahan, dengan harapan semakin mudah mengaksesnya juga sebagai bagian kolaborasi kami dengan pemerintahan hingga lapisan RT dan Rw,” ujarnya.
Dengan mendukung UMKM melalui penyaluran KUR dan pembiayaan Jak Ema, pihaknya optimis akan berdampak juga terhadap pertumbuhan kinerja Bank DKI secara baik.
“Adapun kinerja keuangan Bank DKI tecatat laba tumbuh 30,64% secara setahunan dari Rp 386,47 miliar, menjadi Rp 504,90 miliar pada kuartal II-2022. Penyaluran kredit tumbuh 20,15% secara tahunan dari Rp 36,32 triliun menjadi Rp43,64 triliun. NPL pun semakin membaik dari 3,03% pada kuartal II-2021 menjadi 2,26% pada kuartal II-2022,” pungkas Babay.