Scroll untuk baca artikel
Berita

Ekonom Piter Abdullah Peringatkan Risiko Letupan Krisis Jika Pemerintah Tak Segera Ambil Langkah Mitigasi

×

Ekonom Piter Abdullah Peringatkan Risiko Letupan Krisis Jika Pemerintah Tak Segera Ambil Langkah Mitigasi

Sebarkan artikel ini
Piter Abdullah Peringatkan Risiko Letupan Krisis
Dr. Piter Abdullah (Ekonom)

Lebih lanjut, Piter mengkhawatirkan bahwa jika kondisi ini tidak segera diatasi, bisa muncul letupan sosial politik seperti yang terjadi pada krisis tahun 1997-1998.

Ia mengingatkan bahwa saat itu, krisis dimulai dari gejolak nilai tukar, namun yang memperparah adalah krisis kepercayaan dan ketegangan sosial.

“Jangan sampai kita mengulangi krisis 1998. Waktu itu memang pemicunya dari luar, tapi yang membuat kita runtuh adalah karena respons kita yang tidak tepat. Kalau kepercayaan masyarakat jatuh, maka letupan sosial bisa terjadi dan akan memperparah kondisi ekonomi,” tegas Piter.

Ia menyebut bahwa gejolak sosial dapat tumbuh bukan hanya di kalangan elite atau pelaku pasar, tetapi juga masyarakat bawah jika kebutuhan dasar mereka tidak terpenuhi.

Ia menyinggung pernyataan lama Presiden Soeharto bahwa “sepanjang meja makan tersedia makanan, tidak akan ada gejolak sosial.” Namun, menurut Piter, kini tantangannya lebih luas, terutama terkait lapangan kerja dan daya beli.

“Kalau orang kehilangan pekerjaan dan tak mampu beli kebutuhan dasar setelah lebaran, maka gejolak bisa meningkat. Sekarang ini kita sedang ada jeda karena fokus masyarakat ke Lebaran. Tapi setelah itu, realita akan kembali menghantam,” ujarnya.

Piter menyarankan agar pemerintah segera melakukan langkah mitigasi yang tepat dan bijak. Ia juga mengkritik pernyataan sejumlah pejabat yang terkesan meremehkan gejolak pasar modal dan menempatkan kepentingan fiskal di atas penciptaan lapangan kerja.

“Kalau sekarang ini yang lebih dipentingkan hanya defisit anggaran, sementara ada ledakan PHK di mana-mana, itu menurut saya tidak bijak. Bahkan bisa dibilang tidak memahami ekonomi. Kita butuh kebijakan yang menenangkan, bukan memperburuk,” pungkasnya. []