MENTERI Keuangan Sri Mulyani bicara tentang APBN itu hal biasa. Tapi Sri Mulyani mengutip Alquran terkait kondisi keuangan negara saat ini, baru luar biasa.
Pertanyaan publik, “Ada apa dengan negara ini?” Tak biasanya bahkan sejak zaman SBY, Sri Mulyani tak pernah mengutip Alquran sesulit apapun kondisi negara dan bangsa ini.
Publik menganggap Sri Mulyani adalah seorang rasional. Sebagian masyarakat pun menganggap Sri Mulyani seorang sekular yang bisa memisahkan soal agama dengan persoalan angka statistik yang sifatnya duniawi.
“Mari kita berkolaborasi dalam perbuatan baik menjaga Indonesia, menjaga APBN,” kata Sri Mulyani dalam sidang paripurna di Senayan, belum lama ini.
Setelah itu Sri Mulyani melanjutkan pidatonya dengan mengutip terjemahan surat Al Baqarah ayat 112. Sejumlah anggota DPR pun nyeletuk, “Aamiin.”
“Barang siapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan dia berbuat baik, dia mendapatkan pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”
Selanjutnya, “Semoga kita semuanya terus berbuat yang terbaik untuk menjaga rakyat Indonesia dan menjaga APBN. Dan terus berserah diri sepenuhnya kepada sang Pencipta, insya Allah Indonesia akan dapat melalui masa penuh tantangan ini dengan baik dan selamat dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT.”
Sejumlah analis menilai pernyataan Sri Mulyani yang tiba-tiba sangat religius ini dikaitkan dengan kondisi bangsa dan negara ini yang terancam krisis ekonomi.
Para analis menganggap pernyataan Sri Mulyani sebagai indikasi kondisi keuangan negara yang kritis sehingga harus mencabut sejumlah subsidi, menaikkan harga BBM dan mencari sumber pajak lainnya.
Belum lagi kondisi global yang tidak menentu akibat perang Rusia dan Ukraina serta dampak perubahan iklim. Krisis energi di Eropa dan kelangkaan pangan juga sudah dirasakan sebagian penduduk dunia dan bisa saja segera sampai ke Indonesia.
Masalah keuangan juga sudah dirasakan sejumlah bank besar di Eropa dan mereka mengalami krisis likuiditas. Bank Credit Suisse milik Swiss juga dikabarkan terancam bangkrut.
Pidato Sri Mulyani ini kemudian dikait-kaitkan dengan pernyataan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Presiden Jokowi.
Saat peluncuran Command Center Pemantauan dan Pengawasan Terintegrasi di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Luhut mengajak masyarakat untuk wanti-wanti kemungkinan terjadi badai besar yang akan mempengaruhi Indonesia.
“Sekali lagi saya imbau rapatkan barisan kita untuk hadapi perfect storm yang sekarang ini sudah mulai terlihat,” kata Luhut. Terutama sebagai dampak kenaikan harga.
Hal senada juga sempat disampaikan Jokowi yang awalnya yakin Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia, tiba-tiba mengucapkan kekhawatiran ekonomi dunia yang tidak pasti.
“… tahun ini sulit dan tahun depan sekali lagi saya sampaikan akan gelap, dan kita tidak tahu badai besarnya seperti apa sekuat apa tidak bisa dikalkulasi,” kata Jokowi.
Inikah yang menyebabkan Sri Mulyani tiba-tiba berserah diri menghadapi kemungkinan bencana ekonomi Indonesia? Wallahualam. [rif]