BARISANCO – Di era industri digital atau era 4.0, semua orang dipaksa menyesuaikan diri dengan sambungan internet. Manusia semakin terikat oleh teknologi, dan seiring perkembangan informasi yang begitu cepatnya. Hal ini dapat beresiko menghilangkan kepekaan nurani dan akal budi.
Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang HM Rohaini mengajak setiap insan untuk tetap menjaga perilaku baik dengan meningkatkan kecerdasan perasaan atau Emotional Quotient (EQ).
Ajakan itu ia sampaikan ketika menjadi narasumber “Sosialisasi Antar Kerja Online Kegiatan Pengelolaan Informasi Pasar Kerja” yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Semarang di Gedung Dinas Komunikasi dan Informatika di Kompleks Balaikota Semarang, Selasa, (09/03/2021).
“Di era 4.0 ini mari kita jaga perilaku. Mari kita tingkatkan EQ,” ujarnya.
Rohaini memaparkan, teknologi internet mempermudah pencari kerja mendapatkan job yang diinginkan. Demikian pula pencari tenaga kerja, juga semakin gampang mendapat calon karyawan.
Namun di semua era, kata dia, tetaplah perilaku dan sikap (attitude) menjadi faktor yang sangat dipertimbangkan dalam penerimaan (rekrutmen). Karena attitude bersumber dari kemampuan orang mengolah kecerdasan emosinya. Itu bagian dari etika, bagian moral alias akhlak.
“Boleh saja orang pintar dan update informasi dan teknologi. Namun perilaku kitalah yang tetap menjadi pertimbangan diterima kerja atau tidak,” tutur Wakil Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Semarang ini.
Wakil rakyat asal daerah Pemilihan Tembalang dan Candisari ini memberi contoh, dia pernah bekerja dalam perusahaan konsultan sumber daya manusia (SDM). Ketika membuka lowongan kerja, calon karyawan diuji dengan hal kecil untuk mengetahui responnya atas suatu peristiwa.
“Dalam proses penerimaan, penguji pura-pura menjatuhkan pena atau membuang sampah sembarangan. Calon karyawan yang responsif akan diterima. Sedangkan yang cuek ditolak, meskipun penampilannya menarik dan IQ-nya tinggi,” terang dia.
Usai disuntik motivasi oleh HM Rohaini, para peserta diberi pembekalan ketrampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) oleh Disnaker.
Kepala Disnaker Kota Semarang Sutrisno dalam sambutannya menyampaikan, Pemerintah Kota Semarang terus berusaha keras mengurangi angka pengangguran yang sekarang di kisaran 9 persenan. Padahal di masa sebelum pandemi Corona, angka pengangguran 4 persenan.
Kegiatan tersebut, tutur dia, diselenggarakan dalam beberapa tahap. Peserta diambil dari seluruh kecamatan dan kelurahan yang dibagi dalam beberapa angkatan.
“Kami rutin membuka bursa kerja online. Pembekalan ini terus kami laksanakan dalam beberapa angkatan,” sambut Sutrisno.
Sementara itu terpisah, Ekonom Universitas Sebelas Maret (UNS) Lukman Hakim Hasan mengatakan meski saat ini kita memasuki era industri 4.0. Dengan derasnya arus informasi dan komunikasi serta perkembangan teknologi yang begitu cepatnya, aspek perilaku dan sikap tidak bisa diambil oleh internet.
“Maka sikap dan perliku perlu ditanamkan. Selain kompetensi untuk dapat beradaptasi dengan teknologi digital saat ini,” sambungnya.