Hasil studi yang dipresentasikan dalam International Conference on Emerging Infectious Diseases di Atlanta, Amerika Serikat itu memaparkan bahwa salah satu tindakan sederhana yang direkomendasikan dalam kampanye di media adalah menutup mulut dengan tisu atau bagian dalam lengan untuk mencegah virus menempel di tangan dan menyebar ke permukaan benda di sekelilingnya.
Oleh karena itu hendaknya mejalankan kesunahan Rasulullah Saw yang telah diajarkan umatnya yakni etika bersin dan batuk.
Batuk dan bersih
Batuk dan bersih menyemburkan kuman dalam kecepatan tinggi. Jika anda batuk, tak kurang dari 3.000 tetesan kecil cairan tersembur dari mulut.
Beberapa di antaranya memiliki kecepatan hingga 80 km/ jam. Bersin lebih buruk lagi karena menyemburkan 40.000 droplet dengan kecepatan hingga 320 km/jam.
Jika seseorang sakit, droplet ketika dia batuk dapat mengandung virus hingga dua ratus juta partikel. Di udara, virus dalam tetesan kecil cairan itu dapat bertahan hidup sampai empat jam.
Ketika mendarat di atas kertas, partikel virus itu bisa bertahan se lama berjam-jam, sedangkan di atas besi atau plastik mereka bisa hidup hingga berhari-hari.
Islam Lebih Dahulu Beradab Itulah sebabnya di dalam agama Islam sangat penting memahami etika bersin dan batuk. Islam menganjurkan untuk menutup mulut ketika bersin, karena pada hakikatnya ketika bersin sama halnya mengeluarkan penyakit yang ada di tubuh.
Maka disunnahkan untuk membaca alhamdulillah (segala puji hanya milik Allah – memuji kepada Allah karena virus tersebut keluar dari tubuh) dan bagi orang yang mendengarnya menjawabnya dengan yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu – dengan kesehatan).
Kemudian dijawab lagi oleh orang yang bersin dengan ucapan yahdikumullah wa yushlih baalakum (semoga Allah memberikan hidayah kepadamu dan memperbaiki urusanmu).
Jika seseorang bersin sampai tiga kali atau lebih, maka orang yang mendengarnya hendaknya mengucapkan syafakallah (semoga Allah memberikan kesehatan bagimu). [Luk]