Scroll untuk baca artikel
Terkini

Fitri Khoerunnisa Berbagi Pengalaman Soal Memilah Sampah di Jepang

Redaksi
×

Fitri Khoerunnisa Berbagi Pengalaman Soal Memilah Sampah di Jepang

Sebarkan artikel ini

Fitri menyampaikan, khusus sampah besar seperti meja, masyarakat Jepang harus membeli stiker yang diregulasi di kota setempat.

“Sama halnya dengan mesin cuci yang masih berfungsi bisa telepon recycle centre. Stiker itu ada harganya, ditarik dari masyarakat dan digunakan untuk membuat sistem manajemen yang bagus,” jelasnya.

Mengutip Japan Guide, pembuangan sampah yang tidak tepat dapat menyebabkan gesekan antar tetangga. Ini karena lingkungan setempat umumnya memikul tanggung jawab pemisahan dan pengumpulan sampah yang benar. Ditambahkan, aturan pemisahan sampah tiap kota bisa berbeda-beda dan sangat rumit.

Bukan hanya pemisahan yang tidak tepat, penyebab umum keluhan di sana termasuk penggunaan kantong sampah yang salah atau membuang sampah di luar jam yang ditentukan atau di tempat pengumpulan di luar lingkungannya.

Hari dan jam pengumpulan sampah juga bergantung pada wilayah tempat tinggal.

Seperti yang dipaparkan oleh Fitri di atas, maka bagi orang asing yang menginjakkan kakinya di Jepang, langsung diminta datang ke Kecamatan untuk mendapatkan kalender serta guidance. Rupanya, untuk menghindari gesekan seperti ini.

Tiap negara memang memiliki aturan berbeda soal pengolahan sampah. Namun, Fitri mengakui setelah pulang ke Indonesia, dia tetap menerapkan pemilahan sampah, meski sedikit berbeda dengan di Jepang. [rif]