Ada pun target market dari Difabis ini terbagi menjadi dua. Pertama untuk Senin sampai Jumat, targetnya adalah karyawan yang bekerja di Sudirman. Sedangkan untuk weekend itu masyarakat yang berolahraga sehingga kemungkinan lebih ramai di pagi hari karena targetnya ialah masyarakat yang berolahraga.
Selama pembukaan hingga hari ini, setiap harinya ada pengawas yang berjaga termasuk Hafidh untuk mengontrol. Dia melanjurkan hingga hari ini, belum ada abuse yang dialami oleh teman-teman difabel yang berjaga.
Selain memberikan akses pekerjaan, teman-teman difabel ini juga diberikan pelatihan yang diadakan sebulan hingga dua bulan sekali.
“Kita mengadakan pelatihan seperti barista, pelayanan, bahkan pelatihan digital. Itu diwajibkan agar mereka juga berkembang. Biasanya kita cari mentor dari luar yang berkompeten di bidangnya.
Di Difabis ada dua jenis disabilitas yakni tunarungu dan tunadaksa. Hafidh menyampaikan karena adanya keterbatasan komunikasi, saat pelatihan, didampingi oleh JBI (Juru Bahasa Isyarat) bagi teman-teman yang tunarungu.
Dengan kehadiran Difabis ini tentu membantu teman-teman difabel yang sering sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Hafidh membeberkan bahwa saat ini, Difabis lainnya masih on-progress.
“Insya Allah, tahun ini kita akan buka lagi 5 gerai yang di MRT maupun di walikota. Tahun ini kita sudah mulai bangun Difabis,” ungkap Hafidh.
Dari dua gerai Difabis di Kendal sendiri menjual berbagai minuman dan juga camilan. Sedangkan untuk Difabis yang masih progres, Hafidh menambahkan Insya Allah akan berbeda dengan yang di Kendal, namun masih sama-sama bergelut di bidang Food & Beverage. [rif]