Ia juga menyampaikan bahwa menjadi seorang santri adalah menjadi pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, santri harus berani berjuang untuk menyejahterakan masyarakat dengan senjata utama mereka, yaitu ngaji.
“Menjadi santri adalah menjadi pahlawan, minimal dalam kehidupannya sendiri. Sebagaimana pahlawan, santri harus berani berjuang menyejahterakan masyarakat. Satu-satunya senjata santri ya ngaji,” ujar Gus Lukni.
Lebih lanjut ia mengatakan, di era media sosial saat ini jargon yang kuat yakni Content is king, platform is everything.
“Adapun maknanya yakni konten adalah raja, dan plarform adalah segalnya. Artinya buatlah konten-konten yang bermanfaat di Media sosial. Begitu juga diri kita, sikap dan perilaku kita adalah konten, sedangkan pribadi adalah platformnya,” jelas pengasuh Pasulukan Nairaloka ini.
Acara ini diharapkan dapat memperkuat persatuan di kalangan masyarakat Kecamatan Pringapus, sekaligus mengingatkan pentingnya kebersamaan dalam menjaga dan melestarikan budaya serta memperjuangkan nilai-nilai kemerdekaan.
Sahal berharap, kegiatan semacam ini bisa terus digelar setiap tahunnya untuk menyemai semangat kebangsaan dan cinta tanah air melalui seni dan budaya.
“Semoga acara ini dapat menjadi tradisi yang terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” pungkas Sahal. []