Gus Miftah melanjutkan ceritanya, banyak tawaran untukmendapatkan gelar Honoris Causa (HC).
“Akhirnya saya matur ke Habib Luthfi bin A Yahya. Saya matur, bahwasanya saya mendapatan tawaran menerima gelar HC, karena metodologi saya berdakwah di lokasi dan kafe-kafe,” ujar Gus Miftah.
Dari dawuh beliau saya putuskan kembali kuliah, alhamdulillah saya diterima di Unissula. Terlebih lagi Presiden Jokowi pernah berpesan kepada saya untuk berdakwah di kampus-kampus tentang toleransi dan radikalisasi.
Gus Miftahpun mendedar skripsinya dengan menyampaikan bahwasanya beragama itu mudah. Terlebih lagi saya acapkali dibilang, “cara beragama Gus Miftah itu receh dan ringan.”
“Menyampaikan cara beragama yang fun, ini menarik. Saya berpegang pada dua hal yakni edukasi dan rekreasi. Menyampiakan value akan membosankan jika tanpa rekrasi, begitu juga sebaliknya hanya rekreasi tidak ada bedanya dengan stand up comedy,” presentasi Gus Miftah.
Kenapa metode ini menjadi penting, terang Gus Miftah bahwa Al-Mizah artinya fun learning.
“Pembelajaran ini haru dibuat menyenangkan. Bahwa Happy itu penting. Pentingnya pendidkan dengan metode ini harus disampiakan secara menyenangkan,” ujarnya.
Dekan Fakultas Agama Islam, Muhtarifin Sholeh mengatakan acara Munaqosah Gus Miftah S1 Prodi PAI, Fak Agama Islam Unissula. Terobosan baru yang spektakuler, dihadiri sekitar 1500 orang.
“Beliau dinyatakan lulus Cum Laude, lalu teruskan kuliah di Magister PAI, FAI Unissula,” katanya.
