Scroll untuk baca artikel
Kolom

Ihwal Hutan dan Sungai

Redaksi
×

Ihwal Hutan dan Sungai

Sebarkan artikel ini
Oposisi Terbuka
Imam Trikarsohadi

Aliran sungai yang tiada henti mengajarkan manusia tentang pentingnya kontinuitas dalam berbuat baik, bergerak maju, dan menjaga harmoni dengan alam.

Dalam Islam, filosofi sungai ini selaras dengan perintah Allah SWT dalam ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira:nIqra’ bismi rabbikal-lażī khalaq (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan).

Ayat ini, yang menjadi pembuka surah Al-Alaq, bukan sekadar memerintahkan manusia untuk membaca secara harfiah.

Makna “membaca” dalam ayat tersebut lebih luas, mencakup belajar, merenungi, dan mengambil hikmah dari setiap ciptaan Allah SWT di muka bumi, termasuk sungai yang mengalir dengan penuh keajaiban.

Dalam aplikasinya, umat Islam diajak untuk bertadabbur (merenung) terhadap tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta. Sungai, misalnya, memberikan pelajaran yang dalam keteraturan dan kepatuhan, kebermanfaatan, serta kesabaran dan keteguhan.

Air sungai yang selalu mengalir mengikuti jalurnya, manusia diajarkan untuk hidup sesuai dengan aturan dan kehendak Allah. Sungai tidak pernah melawan arus ciptaan-Nya, mengajarkan kita untuk berserah diri kepada Sang Pencipta.

Sungai juga menjadi sumber kehidupan bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Filosofi ini mengajarkan bahwa manusia harus menjadi pribadi yang memberi manfaat kepada sesama dan lingkungan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad).

Air sungai pun mengalir melalui batu-batu besar tidak pernah berhenti, mengajarkan manusia tentang pentingnya kesabaran dan keteguhan menghadapi rintangan dalam hidup.

Allah SWT memerintahkan manusia untuk membaca tanda-tanda kebesaran-Nya di seluruh ciptaan. Gunung, laut, dan sungai bukan hanya fenomena alam, tetapi juga ayat-ayat kauniyah (tanda kebesaran Allah di alam) yang dapat meningkatkan keimanan.

Dalam QS. Al-Mulk: 19, Allah berfirman: “Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dapat terbang di angkasa bebas? Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.”

Dengan tadabbur, manusia diajak untuk bersyukur atas ciptaan-Nya dan menjadikannya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Filosofi sungai dan perintah “Iqra’” dalam Al-Qur’an saling berkaitan, mengajarkan manusia untuk selalu belajar, merenung, dan mengambil hikmah dari setiap ciptaan Allah.

Sebagaimana sungai yang mengalir tanpa henti, manusia diharapkan untuk terus maju, memberikan manfaat, dan berkontribusi untuk kehidupan yang lebih baik, baik di dunia maupun akhirat.

Oposisi Terbuka
Kolom

Puasa Ramadhan adalah jeda spiritual