Sama halnya dengan McDonald’s dan Coca Cola Company, Nestle di tahun 2022 meraup pendapatan sekitar 94,9 miliar CHF. Sedangkan, pangsa penjualan terbesar Nestle berasal dari Amerika Utara dan Amerika Selatan.
BARISAN.CO – Masyarakat Indonesia mengecam tindakan brutal yang dilakukan Israel dengan memboikot produk yang diketahui menyumbang negara tersebut. Salah satunya adalah McDonald’s, yang pada tahun 2022 tercatat memperoleh pendapatan sebesar US$23,18 miliar menurut data Statista. Namun, dari laporan tersebut, Amerika Serikat merupakan negara penyumbang pendapatan tertinggi yakni US$9,42 miliar.
Begitu juga dengan Coca Cola Company, yang pada tahun 2022 menghasilkan pendapatan bersih sekitar US$43 miliar dan lebih dari 36 persen pendapatan tersebut dihasilkan di Amerika Utara.
Sama halnya dengan McDonald’s dan Coca Cola Company, Nestle meraup pendapatan sekitar 94,9 miliar CHF. Sedangkan, pangsa penjualan terbesar Nestle berasal dari Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Belum lama ini, salah satu tulisan netizen asal Singapura ramai menjadi perbincangan. Tulisan itu secara gamblang menuliskan, apabila ingin serius memboikot, jangan sampai salah sasaran. Apalagi pemerintah masih melakukan ekspor-impor dengan Israel.
Berdasarkan data COMTRADE PBB, nilai impor dari Israel ke Indonesia sepanjang tahun 2022 sebesar US$37,94. Berikut ini tujuh komoditas terbesar yang diimpor Indonesia dari Israel:
- Peralatan listrik dan elektronik (US$13,80 juta)
- Produk farmasi (US$8,98 juta)
- Peralatan, perkakas, peralatan makan dari logam tidak mulia (US$4,67juta)
- Peralatan optik, foto, teknis, medis (US$3,23juta)
- Mesin, reaktor nuklir, boiler (US$2,76juta)
- Produk kimia lain-lain (US$1,54juta)
- Pesawat terbang, pesawat ruang angkasa (US$1,25juta)
- Plastik (US$474ribu)
Sementara, Kementerian Perdagangan RI, total nilai ekspor Indonesia ke Israel pada tahun 2022 mencapai US$185,6 juta atau meningkat 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya (YoY). Sedangkan, komoditas ekspor utama dari Indonesia ke Israel adalah Crude Palm Oil (CPO) yang mencapai 22.000 ton pada Januari 2022.
Belum lama ini juga, dilansir dari Tempo, Deputi Bidang Distribusi Pelayanan Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyampaikan, nilai ekspor Indonesia ke Israel lebih tinggi daripada ke Palestina pada periode Januari hingga Oktober 2023.
Pada periode tersebut, nilai ekspor ke Israel mencapai US$140,57 juta dan ke Palestina hanya sebesar US$2,37 juta.
Sedangkan pada Januari hingga September 2023, total impor Israel sebesar US$14,4 juta. Pada periode ini, komoditas utama yang diimpor adaah mesin peralatan mekanik dan bagian-bagiannya.
Indonesia memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, namun masih menjalin hubungan dagang bersifat business to business. Jika pemerintah serius dan mengambil langkah ekstrem dengan memutus hubungan dagang ini, maka Indonesia yang dipastikan akan merugi karena nilai ekspor lebih besar ketimbang impornya. [Yat]