BARISAN.CO – Badan Pusat Statistik mengeluarkan publikasi indeks kebahagiaan tahun 2021. Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono pada pengantarnya mengatakan Indeks Kebahagiaan sebagai ukuran pembangunan yang bersifat subjektif ditawarkan untuk melihat persepsi masyarakat, tentang apa yang dirasakan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
“BPS telah melaksanakan kajian tentang tingkat kebahagiaan beberapa kali, yaitu uji coba tahun 2012 dan 2013, kemudian survei pengukuran tingkat kebahagiaan (SPTK) sebanyak 3 kali, tahun 2014, 2017, dan 2021. Pendekatan yang digunakan adalah kepuasan hidup, afeksi, dan eudaimonia,” sambungnya.
Margo berharap publikasi ini bermanfaat bagi berbagai kalangan pengguna data untuk beragam keperluan. Tanggapan dan saran yang konstruktif kami harapkan dari para pembaca untuk penyempurnaan di masa mendatang.
Pembangunan secara umum telah diukur secara makro dengan ukuran-ukuran objektif. Namun, ukuran tersebut belum cukup, karena masih perlu ukuran subjektivitas dari apa yang dirasakan oleh masyarakat terhadap hasilpembangunan.
“Sementara, hingga saat ini ukuran subjektif belum menjadi konsensus, sebagai ukuran hasil pembangunan berdampingan dengan ukuran objektif lainnya,” tulisnya.
Sebagaimana diketahui di beberapa negara berekonomi maju, indikator kebahagiaan telah dianggap penting bagi perumusan kebijakan publik dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasionalnya.
Pemahaman yang baik tentang manfaat objektif dari upaya peningkatan kebahagiaan penduduk akan sangat membantu menempatkan topik bahasan tentang kebahagiaan sebagai bagian penting dalam rangka penyusunan kebijakan publik dalam kaitanya dengan upaya penyempurnaan kriteria evaluasi terhadap berbagai kebijakan pembangunan nasional.
Sementara itu perbandingan indeks kebahagiaan tahun 2021 antara penduduk perkotaan dan pedesaan cukup timpang. Penduduk perkotaan memiliki nilai Indeks Kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perdesaan. Kondisi ini konsisten terjadi pada tahun 2017 dan 2021.
Pada tahun 2021, Indeks Kebahagiaan penduduk perkotaan lebih tinggi 0,56 poin dibandingkan perdesaan, sementara pada tahun 2017 capaian Indeks Kebahagiaan penduduk perkotaan lebih tinggi 2,07 poin dibanding perdesaan.
Selisih nilai indeks tersebut menunjukkan, selisih (gap) perkotaan dan perdesaan pada tahun 2021 lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2017.
Hal ini terjadi karena peningkatan Indeks Kebahagiaan penduduk perdesaan lebih tinggi jika dibandingkan dengan peningkatan Indeks Kebahagiaan penduduk perkotaan.