Ekonomi

Indeks Ekspektasi Penghasilan Turun, Warga RI Hidup dari ‘Makan Tabungan’

Beta Wijaya
×

Indeks Ekspektasi Penghasilan Turun, Warga RI Hidup dari ‘Makan Tabungan’

Sebarkan artikel ini
Ekspektasi penghasilan
Ilustrasi: freepik.

Masyarakat berpengeluaran rendah kini hidup mengandalkan uang tabungan, mereka makin pesimistik terhadap kondisi ekonomi.

BARISAN.CODalam era ekonomi yang sulit, Indeks Ekspektasi Penghasilan menjadi indikator penting untuk memahami bagaimana masyarakat menaruh rasa percaya pada penghasilan mereka selama enam bulan ke depan.

Survei ini menggambarkan ekspektasi masyarakat sesuai dengan porsi pengeluaran mereka.

Sebuah korelasi yang erat terlihat antara tingkat optimisme masyarakat dan kecenderungan mereka untuk menggunakan tabungan sebagai sumber penunjang hidup. Terutama dalam situasi ekonomi yang pesimistis.

Survei dari Bank Indonesia mengungkapkan bahwa masyarakat dengan pengeluaran rendah cenderung lebih pesimistik terhadap ekspektasi penghasilan mereka. Hal ini terlihat pada survei konsumen bulan November 2023.

Pada kelompok masyarakat dengan rentang pengeluaran 1 juta sampai 2 juta rupiah, terdapat penurunan signifikan pada Indeks Ekspektasi Penghasilan, mencapai 98.5 pada November 2023.

Angka tersebut menunjukkan penurunan sebesar -12.4 basis poin dari tahun sebelumnya, yang mencapai 110.9 pada November 2022. Penurunan ini menandakan tingkat pesimisme yang cukup tinggi di kalangan masyarakat dengan pengeluaran rendah.

Masyarakat dengan pengeluaran 2,1 juta sampai 3 juta juga mengalami penurunan ekspektasi penghasilan, dengan angka mencapai 108.9 pada November 2023. Meskipun masih berada di atas ambang optimisme, penurunan sebesar -8.2 basis poin dari tahun sebelumnya (117.1 pada November 2022) memberikan gambaran tentang ketidakpastian ekonomi yang dirasakan oleh kelompok ini.

Sementara itu, kelompok masyarakat berpengeluaran 3,1 juta sampai 4 juta juga menunjukkan penurunan ekspektasi penghasilan, mencapai 115.6 pada November 2023. Penurunan sebesar -3 basis poin dari tahun sebelumnya (118.7 pada November 2022) menandakan adanya ketidakstabilan ekonomi dalam jangka waktu yang relatif singkat.

Di sisi lain, masyarakat dengan pengeluaran menengah ke atas mengalami kenaikan indeks ekspektasi penghasilan. Kelompok dengan pengeluaran 4,1 juta sampai 5 juta mencatatkan indeks sebesar 122.6 pada November 2023, meningkat 3.5 basis poin dari tahun sebelumnya. Begitu pula dengan kelompok pengeluaran lebih dari 5 juta, yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 7.5 basis poin menjadi 126.6 pada November 2023.

Pertumbuhan Tabungan Melambat

Lebih jauh, fenomena ini semakin tergambarkan dari pertumbuhan simpanan dalam jenis tabungan. Pada November 2022, pertumbuhan tabungan mencapai 8.04% dengan nilai mencapai 2,541 triliun rupiah.

Namun, pada November 2023, terdepresiasi menjadi 2.57%, dengan nilai absolut 2,607 triliun rupiah.

Simpulannya, masyarakat dengan pengeluaran menengah ke atas cenderung memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terkait penghasilan mereka.

Sementara masyarakat berpenghasilan rendah semakin pesimistis. Survei ekspektasi penghasilan ini menggambarkan gejala serius dari turunnya optimisme, terutama di kalangan kelas menengah bawah.

Dalam situasi ini, banyak yang terdorong untuk terus mengandalkan tabungan. Sebagai bentuk perlindungan finansial, mengingat penghasilannya tidak sesuai dengan ekspektasi. [dmr]