BARISAN.CO – Kabar duka menyeliputi dunia pers Indonesia, Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra dikabarkan wafat setelah sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit di Selangor, Malaysia.
“Ikut berduka cita atas wafatnya Prof. Azyumardi Azra pada jam 12.30 waktu malaysia (11.30 WIB) di RS Serdang, Selangor Malaysia.,” ujar M. Syifa Amin Widigdo, akademisi alumni UIN yang sedang berada di Malaysia, Ahad (18/9/2022).
“Semoga Allah SWT ampuni segala dosanya, terima segala kebaikannya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran.” lanjutnya
Sebelumnya, Azyumardi hadir dalam acara Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Bukittinggi dan ke Batusangkar dalam rangka menjenguk keluarganya.
Ia lalu bertolak ke Malaysia melalui Jakarta. Tiba-tiba di dalam pesawat ia mengalami sesak napas. Dari Bandara Azyumardi langsung dilarikan ke RS Serdang, Selangor, Malaysia yang berjarak 35 km dari Kuala Lumpur.
Lawatan mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke Malaysia ini untuk memenuhi undangan acara Angkatan Belia Islam Malaysia sebagai narasumber bersama tokoh penting Malaysia, Anwar Ibrahim.
Acara tersebut membicarkan seputar kosmopolitan Islam. Azyumardi adalah ahli jaringan ulama Nusantara, yang bukunya sudah dicetak berkali-kali.
Profil Azyumardi Azra
Azyumardi Azra lahir Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat pada tanggal 4 Maret 1955. Azra pernah mendapat gelar kehormatan sebagai Commander of the Order of British Empire pada tahun 2010, dengan kata lain, ia dianggap sebagai salah satu bangsawan di Inggris.
Pendidikan yang ditempuh oleh Azyumardi Azra sangat beragam. Setelah lulus dari IAIN Fakultas Tarbiyah di Jakarta, Azyumardi Azra melanjutkan pendidikannya ke Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah di Universitas Columbia. Pendidikan tersebut mendapat bantuan dari beasiswa Fullbright pada tahun 1988.
Azyumardi Azra pun memperoleh beasiswa Columbia President Fellowship pada tahun 1989 yang membuatnya berkesempatan untuk belajar di fakultas sejarah pada universitas yang sama.
Azyumardi Azra juga mendapatkan gelar master filosofi dari Universitas Columbia pada tahun 1992. Selain itu, gelar doktor filosofi juga telah didapatkan melalui disertasi yang berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries. Disertasi tersebut telah dipublikasikan di Canberra, Honolulu, dan juga Leiden di Belanda.
Riwayat Kewartawanan Azyumardi Azra
Azyumardi tercatat pernah menjadi wartawan Panji Masyarakat pada tahun 1978-1986 bersama Komaruddin Hidayat dan Iqbal Abdurauf Saimima. Panji Masyarakat atau kerap dikenal dengan Panjimas merupakan majalah di bawah pimpinan Buya Hamka.
Di Panjimas Azyumardi sering kebagian tugas menyiapkan laporan utama menyangkut berbagai isu aktual, baik nasional dan
internasional. Selain itu, Azyumardi juga bertanggungjawab membuat laporan tentang dunia Islam. Azyumardi merasa
berutang budi kepada Panjimas, bukan hanya secara ekonomis, tetapi juga secara intelektual dan sosial.
Berkat Panjimas-lah ia dapat masuk ke dalam lingkungan yang lebih luas, berhubungan dengan narasumber berita, dan juga terlatih melakukan wawancara.
Pada tahun 1982-1983, Azyumardi mendapat ajakan dari kawan seangkatannya, Herman Hidayat, untuk sama-sama bekerja di
Lembaga Riset Kebudayaan Nasional (LRKN) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Herman paham betul Azyumardi menyukai dunia penelitian dan penulisan. Di sisi lain, birokrasi di LIPI tidak terlalu ketat sehingga Azyumardi masih bisa bekerja sebagai wartawan di Panji Masyarakat. Azyumardi bekerja di LIPI bertepatan ketika ia lulus dari IAIN pada tahun 1982.