Ini mengingatkan saya pada kecenderungan kita menyukai hal-hal berbau asing. “Wah, orang asing pasti lebih wow.” Ah, tidak juga! Kita mengelu-elukan sesuatu yang tidak perlu. Padahal, Indonesia ini memiliki orang-orang berbakat juga.
Tak melulu hal yang berbau asing itu menarik. Contoh sederhananya yaitu ada segelintir orang yang cenderung menganggap bule itu kaya. Ya, kalau uang asing seperti dolar atau euro ditukar dengan mata uang rupiah tentu saja terlihat banyak. Tapi, di negara asalnya belum tentu itu berharga. Mungkin sistem kesehatan mereka lebih baik, namun uang asuransinya pun jauh lebih mahal. Bisa jadi, bule yang dianggap kaya itu hitung-hitungan bahkan pelit.
Jadi, kembali ke persoalan sebelumnya, tak perlu berekspektasi terlalu tinggi dengan orang asing. Bagaimana pun juga, kualitas dan kecakapan orang lokal pun tak kalah lebih bagus dari mereka. Hanya saja terkadang perlu diasah dan ditingkatkan lagi.
Jadi, selamat untuk Jakarta yang memiliki stadion baru. Tentu, sebagai warga Jakarta merasa senang. Terlebih, saat saya masih SMA, Jakarta Utara hanya memiliki GOR saja, tapi kali ini stadion dengan standar internasional.
Kita patut berbangga dan bahagia. Ini menunjukkan Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan tergantung dari kemauan para pemimpin mewujudkannya.
Menjelang berakhirnya masa jabatan, selamat untuk Gubernur Anies Rasyid Baswedan telah menunaikan salah satu janji kampanyenya. Membangun stadion bagi Persija dan membungkam haters dengan prestasinya. [rif]