Scroll untuk baca artikel
Terkini

Tuan Rumah Presidensi G20, Ilham Habibie Berharap Indonesia Bisa Angkat Isu Kesetaraan Vaksin

Redaksi
×

Tuan Rumah Presidensi G20, Ilham Habibie Berharap Indonesia Bisa Angkat Isu Kesetaraan Vaksin

Sebarkan artikel ini

Walau sudah pandemi telah lama terjadi, hingga saat ini belum ada kesetaraan dalam sistem kesehatan dunia. Ilham Habibie berharap dalam acara presidensi G20, Indonesia selaku tuan rumah bisa mendorong hal itu.

BARISAN.CO – Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah presidensi Kelompok 20 (G20) yang akan berlangsung di Bali pada bulan November mendatang. Pada pertemuan ketujuh belas ini, tema yang diangkat ialah Recover Together, Recover Stronger.

G20 dibentuk mulai tahun 1999 atas inisiasi anggota G7 untuk bersama-sama merangkul negara maju dan berkembang dalam mengatasi krisis yang terjadi di Asia, Rusia, dan Amerika Latin.

Pandemi telah berlangsung lebih dari dua tahun terakhir. Pada Maret 2020, kasus positif Covid-19 terdeteksi di Indonesia, tepatnya di kota Depok.

Dalam acara Forum Diskusi Nusantara (FDN) bertema Peranan Presidensi G20 Menghadapi Krisis Multidimensional, Ilham Habibie mengatakan, walau sudah pandemi telah terjadi lama, hingga saat ini belum ada kesetaraan dalam sistem kesehatan dunia. Ilham berharap dalam acara presidensi G20, Indonesia selaku tuan rumah bisa mendorong hal itu.

“Kita merancang bangun kembali sistem kesehatan atau global dunia dalam kesehatan karena dalam Covid itu kelihatan ada ketidaksetaraan di antara negara memegang paten dan tidak. Ada yang produsen, ada juga yang tidak, dan ada berbagai macam vaksin. Ada yang menderma vaksin ini, ada yang tidak,” kata Ilham pada Selasa (24/5/2022).

Ketua Dewan Penasihat FDN itu menuturkan, dalam hal ini sebagai umat manusia di satu planet jika ingin memusnahkan Covid-19 harus dilakukan bersama-sama.

“Kelihatan sekali, misalnya kalau kita menangani Covid dengan baik dan benar, namun kita justru mendapat dampak dari negara lain seperti Amerika Latin dan Afrika Selatan,” tuturnya.

Selain persoalan kesehatan, Ilham menyebut, perang Rusia dan Ukraina berdampak besar bagi dunia.

“Secara paralel kita sudah berada dalam krisis lain yaitu keamanan. Dampak global misalnya terkait energi karena kebetulan Rusia salah satu sumber energi terbesar di dunia. Negara khususnya di Eropa sangat tergantung dengan Rusia. Sehingga mereka harus mencari supplier lain yang mengganggu keseimbangan market pasar lain jadi harga energi meningkat dan ini yang saya rasakan di Indonesia juga,” ujarnya.

Bukan hanya energi, Ilham menambahkan, Rusia yang menjadi supplier gandum terbesar di dunia juga menggangu pasokan distribusi dunia.

“Persoalan yang terjadi di Eropa Timur bukan persoalan lokal tapi global. Hal seperti itulah yang harus kita sadari dan tangani sebagai tuan rumah,” imbuhya.

Terakhir, Ilham Habibie menyinggung soal dampak digital terhadap ekonomi saat ini begitu tampak paradigma-paradigmanya.

“Kalau kita mencari sesuatu banyak diantara kita menggunakan jasa dari perusahaan Amerika, Google. Apakah ada kompetitor? Mungkin tidak begitu kelihatan,” ujarnya.

Menurutnya, itu baru salah satu satu paradigma yang seharusnya disadari dan dipahami dunia ekonomi digital.

“Istilahnya, winner take it all. Perusahaan yang mendominasi mengambil semua dimensi dunia. Jadi, 80 persen pasar dunia mencari informasi di internet melalui Google,” tambah Ilham.

Pria kelahiran Jerman itu mengingatkan, apakah paradigma dominasi itu akan adil dan sehat.

“Itu juga menghambat inovasi karena terlalu didominasi satu pihak untuk memperbaiki kualitas hidup kita. Jangan sampai kemajuan dunia ini dimonopolisasi oleh satu dua pihak saja. Dalam hal digital, itu sangat penting buat masa depan dunia khususnya Indonesia,” lanjut Ilham.

Sebagai tuan rumah presidensi G20, Ilham juga mengharapkan paling tidak, pemerintah mempromosikan negaranya, antara lain terkait infrastruktur, SDM, dan protokoler sistem kesehatan dan keamanan.

“Kita ini punya kemampuan dan bukan cuma aset atau energi, tapi kita juga punya orang terdidik dan canggih yang punya kemampuan itu. Dengan kemampuan itu kita bisa menyelenggarakan G20 ini dengan sukses dan sebaik mungkin,” tegasnya. [rif]