Scroll untuk baca artikel
Terkini

Jadwal Muktamar NU ke-34 Masih Tarik Ulur, Bursa Ketum Sudah Panas

Redaksi
×

Jadwal Muktamar NU ke-34 Masih Tarik Ulur, Bursa Ketum Sudah Panas

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO Nahdlatul Ulama (NU) akan mengusung tema kemandirian Indonesia sebagai bangsa dan negara dalam muktamar ke-34 esok. Meski masih simpang siur kapan jadwal penyelenggaraannya, muktamar kali ini sudah pasti akan menyoroti hal-hal penting.

Semula, dalam Musyawarah Nasional Jakarta yang diadakan Pengurus Besar NU, disepakati muktamar akan berlangsung 23-25 Desember 2021 di Lampung Tengah. Rencana tersebut berubah sebab pemerintah memberlakukan PPKM selama Natal dan Tahun Baru pada 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022.

Sempat diusulkan muktamar digelar sepenuhnya secara daring. Dengan begitu, tidak akan ada kekhawatiran terhadap risiko penularan Covid-19.

Dalam keterangan terbaru, Selasa (30/11/2021) kemarin, Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj mengatakan minggu ini pihaknya akan menggelar rapat untuk menentukan jadwal definitif pelaksanaan muktamar.

“Pada intinya kita siap melakukan muktamar. Kalau terkait tanggal dan hari kita belum tentukan. Makanya ini kita cek dulu kesiapannya. Yang Jelas kita siap mengadakan hajat NU ini,” kata Kiai Said, usai meninjau lokasi muktamar di kompleks Ponpes Darussa’adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah.

Sejauh yang bisa disimpulkan adalah para pemegang otoritas PBNU dari Rais Aam, Katib Aam, dan Tanfidziyah NU sedang merancang waktu terbaik bagi pelaksanaan acara.

Di luar perkara teknis itu, substansi acara muktamar pun terus dimatangkan. Ada beberapa isu yang sedianya akan dibahas di muktamar ke-34 ini di antaranya soal RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, soal reforma agraria, serta situasi kebangsaan terkini lainnya.

Kandidat Ketua Umum

Muktamar NU ke-34 juga akan menjalankan agenda penting salah satunya ialah pemiihan ketua umum periode 2020-2025.

Dalam perbincangan publik, sudah muncul beberapa nama tenar di antaranya KH Said Aqil Siradj, KH Bahaudin Nursalim, Jusuf Kalla, KH Yahya Cholil Staquf, dan lain-lain, yang masuk dalam bursa kandidat ketum PBNU.

Namun sejauh ini dua nama terkuat yang teresonansi dalam percakapan publik adalah KH Said Aqil Siradj dan KH Yahya Cholil Staquf.

Dua nama ini dinilai paling punya kesempatan. Pengaruh mereka terutama di kalangan akar rumput nyaris tak tertandingi oleh nama-nama lain.

Nama pertama, Kiai Said Aqil, terpilih secara meyakinkan di dua muktamar sebelumnya. Pada muktamar esok, banyak anggapan Kiai Said masih punya kans besar, meski hal itu tidak akan mudah lantaran banyak warga NU yang menyuarakan perlunya regenerasi di tubuh organisasi.

Gus Yahya, di sisi lain, dianggap memiliki sederet modal kuat untuk memimpin organisasi keagamaan Islam terbesar di dunia ini.

Namun, langkah Gus Yahya, Katib Aam PBNU Periode 2015-2020 ini, diprediksi juga tidak akan berjalan mudah.

Kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini sarat dengan kontroversi salah satunya terkait kunjungan dia ke Israel pada tahun 2018 silam. Kunjungan Gus Yahya itu mendapat penolakan dari berbagai kalangan.

Namun terlepas dari plus dan minus dua nama di atas, banyak warga NU menyakini bahwa siapapun yang maju mencalonkan diri sebagai ketum adalah ia yang merupakan kader terbaik NU. [dmr]